Kabut Asap, Penerbangan di Daerah Ini Wajib Waspada

- Sabtu, 2 Maret 2019 | 10:14 WIB

BELAKANGAN ini Kota Tarakan mengering. Gundukan pasir di sepanjang jalan pun beterbangan alias berdebu dan cendurung membahayakan pengguna jalan.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tarakan Yonsep mengatakan dari hasil laporan pengawas kebersihan di lapangan, kondisi di sepanjang Jalan Aki Balak, tepatnya daerah Bandar Udara Internasional Juwata hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Tarakan, berisiko.

Lantaran sepanjang jalan dipenuhi gundukan pasir. Apalagi cuaca Tarakan saat ini kemarau. Debu berterbangan dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang melintas, khususnya pengendara. “Pasir di sepanjang jalan, akibat dari pasir yang tercecer atau jatuh saat dibawa kendaraan seperti truk. Kalau dibiarkan atau hanya petugas kebersihan yang menyapu saja, kan tidak mungkin,” terangnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (1/3).

Alhasil, dari DLH mengambil sikap untuk membersihkan pasir di sepanjang jalan sekitar dua kilometer (km). Mengangkut pasir dan menyemprot dengan air. Namun bagaimana dengan gundukan pasir di daerah Batalyon Infanteri Raider 613/Raja Alam?

Yonsep mengatakan gundukan pasir tersebut membutuhkan normalisasi yang lebih ekstra. Itu pun bukan di bawah kewenangan DLH.

“Kalau daerah 613 dengan kondisi gundukannya lebih tinggi, di bawah kewenangan DPUTR. Dari kami memang menjaga kebersihan jalan, tapi untuk normalisasi di daerah 613 kewenangan dari DPUTR,” jelasnya.

Kendati demikian, gundukan pasir di beberapa titik menuju daerah Juata ini membutuhkan penanganan. Apalagi poros Jalan Aki Balak ini akses penghubung satu-satunya menuju daerah Juata.

Tidak hanya instansi pendidikan, tetapi juga beberapa perusahaan besar. Aktivitas masyarakat pun tinggi. “Kan ada masyarakat dari perkotaan kerja di daerah Juata juga, jadi aktivitas di daerah itu tinggi. Jangan sampai berisiko kepada masyarakat, dan tugas kami normalisasi pasir yang dapat mengganggu pandangan masyarakat,” bebernya.

Tidak hanya berdebu. Tetapi gundukan pasir pun dapat mengakibatkan pengendara, khususnya kendaraan roda dua celaka. “Bisa jatuh karena pasir kering begitu. Apalagi bersusulan sama truk, pasti berdebu, kelilipan dan tidak konsentrasi bawa kendaraan, bahaya juga. Jadi tadi kami tidak hanya kumpulkan, tapi disemprot dengan air,” katanya.

Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam berkendara. Lebih khusus kendaraan besar atau truk yang membawa pasir maupun tanah, agar menutup bak dengan terpal. “Pengendara jangan lalai. Apalagi musim kemarau, berdebu. Pengangkut pasir supaya menutup baknya dengan terpal, pasirnya tidak jatuh,” imbaunya.

Salah seorang warga yang berjualan di Jalan Aki Balak, Agus (38) mengaku sudah biasa dengan debu yang berterbangan di sepanjang jalan. Apalagi ia membuka warung kecilnya ini sejak puluhan tahun.

Meski demikian, terkadang ia pun merasa kesal karena debu bertambah parah. Maklum adanya proyek pembangunan di daerah Tarakan Utara, kendaraan besar pun banyak berlalu lalang. Menjelang sore hari, biasanya ia menyiram bagian depan warungnya. Dengan maksud, debu tidak berterbangan. “Sudah lama kita jualan, jadi debu begini sudah biasa. Tapi mungkin karena banyak proyek di daerah Juata, banyak truk lewat berdebu juga, paling kita siram-siram saja supaya basah,” katanya.

Dilanjutkannya, tidak hanya debu. Tetapi Kamis (28/2) sore, tampak kabut asap. Ia pun merasa udara yang dihirup sudah tak sehat.

“Seperti ada kabut juga. Mungkin ada yang bakar lahan, atau lahan terbakar, karena kalau sore itu banyak asap. Kalau begini terus kan sakit juga,” tutupnya.

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkab Nunukan Buka 1.300 Formasi untuk Calon ASN

Kamis, 18 April 2024 | 12:44 WIB

Angka Pelanggaran Lalu Lintas di Tarakan Meningkat

Kamis, 18 April 2024 | 11:10 WIB
X