CABANG olahraga (cabor) bola tangan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 lalu menjadi salah satu cabor eksebisi yang nantinya akan dipertandingkan di PON 2020.
Namun, dari hasil paparan tuan rumah PON 2020 Papua beberapa waktu lalu, tercatat hanya ada 45 cabor yang nantinya akan dipertandingkan, tidak termasuk bola tangan. Jumlah ini berbeda dengan jumlah yang diusulkan oleh PB PON yang mencapai 55 cabor tanding, termasuk cabor eksebisi di PON 2016 silam.
Nah, mengetahui kabar tersebut atlet bola tangan Kaltara pun merasa kecewa. Seperti diungkapkan Nur Rahman Effendi, kiper bola tangan Kaltara sekaligus kipper timnas Indonesia Asian Games tahun lalu ini mengakui merasa kecewa setelah mendengar kabar tersebut. “Tidak hanya saya saja tapi semua atlet bola tangan di Indonesia mungkin kecewa. Sebab di 2016 lalu bola tangan menjadi cabor eksebisi. Kalau eksebisi pastinya akan dipertandingkan di PON selanjutnya. Bahkan di Asian Games saja bola tangan dipertandingkan sedangkan di tingkat Indonesia yang menjadi ajang empat tahunan tidak dipertandingkan. Ini sangatlah tidak adil bagi kami," bebernya kepada media ini.
Nur Rahman Effendi menuturkan, jika dipertandingkan di PON Papua, tentunya menjadi salah satu kesempatan bagi seluruh daerah memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia tentang olahraga bola tangan. "Ya pastinya ini akan menjadi salah satu cikal bakal kebangkitan olahraga bola tangan di Indonesia. Karena sebagai salah satu olahraga yang masih awam di kalangan masyarakat, kami ingin memasyarakatkan olahraga bola tangan ini,” turunya.
Bahkan, jelas Rahman, sapaannya, sebagian daerah sudah memulai membuat liga antar daerah. “Ya kami sangat kecewa jika memang benar bola tangan tidak jadi dipertandingkan. Memang bukan kapasitas kami mempertanyakan hal ini, paling tidak hal ini bisa dipertimbangkan kembali," harapnya. (puu/ash)
