MALINAU - Koperasi Kredit (Kopdit) Credit Union (CU) Femung Pebaya kembali menggelar agenda wajib Rapat Anggota Tahunan (RAT). RAT tahun buku 2018 ini dirangkai dengan pemilihan pengurus dan pengawas periode 2019-2021 yang dilaksanakan di Balai Adat Desa Tanjung Keranjang, Kecamatan Malinau Kota, Sabtu (23/2).
Dalam sambutannya, Ketua Pengurus CU Femung Pebaya Henri Fangiran, SE mengatakan bahwa tema RAT tahun ini adalah “CU Femung Pebaya berkomitmen untuk meningkatkan peran serta koperasi dalam pembangunan daerah melalui pendidikan pemberdayaan yang holistik”.
Mengapa pihaknya mengambil tema tersebut, Henry menjelaskan, karena ingin menggerakkan seluruh stakeholder, baik pihakya sebagai pelaku koperasi, demikian juga dengan pemerintah sebagai pengayom koperasi. Sehingga, semua bersinergi bagaimana membangun koperasi dan menjadikan koperasi sebagai sokoguru dalam pembangunan nasional.
“Tidak hanya sebagai slogan semata, karena semestinya koperasi ini adalah lembaga yang satu-satunya disebutkan dalam konstitusi kita. Mengubah aturan mengenai perseroan terbatas (PT) dan lain sebagainya itu mudah, karena hanya diatur dalam undang-undang. Tetapi koperasi ini tidak bisa. Karena dia di dalam konstitusi yang bisa membatalkan hanya Mahkamah Konstitusi,” ujar Henry.
Karena itulah, lanjutnya, semestinya perhatian kepada pengembangan koperasi ini wajib menjadi perhatian bersama. Itulah sebabnya pihaknya mengambil tema ini sebagai tanda keseriusan. Sebab, sehari sebelum RAT, pihaknya juga menyelenggarakan seminar sehari dengan judul sinergi koperasi dalam pembangunan daerah.
Sesuai dengan laporan pengurus, ada beberapa hal yang ia sampaikan secara singkat. Pertama jumlah anggota. Jumlah anggota per 31 Desember 2018 berjumlah 8.729 orang, dengan total aset Rp 174 miliar.
“Saat ini kami sudah ada di empat kabupaten/kota, meskipun secara keanggotaan kita sudah berada di lima kabupaten/kota yang ada di Kaltara, tapi saya tidak menyebutkan Kabupaten Bulungan, karena secara resmi kami belum berkantor di sana,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan pemerintah pusat yang turut hadir dalam RAT, yaitu Asisten Deputi (Asdep) Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia Salekan SH, MM menegaskan apabila sebuah koperasi telah menggelar RAT, berarti itu merupakan salah satu indikator bahwa koperasi itu masih hidup.
“Kami sebagai pemerintah yang membidangi koperasi dan UKM, begitu mendengar bahwa koperasi sudah melakukan rapat anggota, itu adalah kredit poin yang penting dan salah satu indikator utama dan pertama bahwa koperasi ini masih ada denyut nadi kehidupannya,” ujarnya dalam sambutan dan arahan.
Ditegaskannya, RAT itu salah satu indikator utama dan pertama bagi Kementerian Koperarasi dan UKM bahwa koperasi masih ada denyut nadi kehidupannya.
“Belum saya melihat ke dalam, begitu mendapat informasi sudah melakukan RAT, alhamdulillah kami bersyukur bahwa koperasi ini masih hidup dan berjalan dengan baik,” katanya memuji CU Femung Pebaya.
Apalagi, setelah dirinya mendengar laporan ketua pengurus, dirinya tidak sangsi lagi. Kalau melihat kinerja koperasi, dirinya melihat dari tiga sisi. Dari sisi kelembagaan, jumlah anggota, jumlah pengurus dan jumlah pengawas. Jumlah anggota meningkat, peran aktif anggota semakin baik, fungsi pengurus dan pengawas berjalan baik.
Peran anggota sangat penting, oleh sebab itu ia mohon peran aktif anggota dalam mengembangkan koperasi. Bukan hanya dari sisi kelembagaannya saja, tapi dari sisi usaha dan keuangan.
“Koperasi tanpa peran anggota tidak akan berkembang dan tidak akan menjadi besar. Karena, beda konsep koperasi dan badan usaha atau badan hukum yang lain. Besar tidaknya suatu koperasi itu tergantung kepada anggota. Bukan tergantung pengurus. Pengurus itu hanya mengelola,” tukasnya.
Untuk diketahui, pemilihan pengurus dan pengawas dilakukan secara demokratis. Dan Henry Fangiran, SE kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Pengurus CU Femung Pebaya periode 2019-2021. Sedangkan Ketua Badan Pengawas juga kembali dipimpin oleh Rose Philinda Solier, SE, M.Si. (adv/ags/har)
