Petani Kelapa Sawit Semakin Menjerit

- Jumat, 22 Februari 2019 | 10:56 WIB

TANJUNG SELOR – Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari petani mandiri di Kalimantan Utara (Kaltara) masih tidak ada perubahan. Bahkan, harga bulan lalu sebesar Rp 500 per kilogram (kg), kembali turun hingga harga terendah Rp 300 per kg.

Menyikapi hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara mengagendakan pertemuan dengan menghadirkan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), perusahaan, dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara.

Ketua Harian Apkasindo Kaltara, Jini Nasrun mengatakan, pada persoalan rendahnya harga TBS tersebut, pihaknya menuntut untuk dilakukannya tujuh hal oleh pemerintahan, dalam hal ini DPRD dan Pemprov Kaltara.

Poin pertama yang disampaikan mengenai permintaan pendataan terhadap pekebun swadaya atau petani mandiri secara komprehensif. Selanjutnya, menetapkan harga TBS petani mandiri sebesar Rp 1.200 per kg, sesuai standar penetapan.

“Termasuk juga harus ada sanksi tegas yang diberikan apabila PKS (pabrik kelapa sawit) membuat pemalsuan data yang mereka berikan kepada tim penetapan harga TBS,” ujar Jimi kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Kamis (21/2).

Tak hanya itu, Apkasindo juga meminta instansi terkait harus menindak tegas perusahaan sawit yang belum merealisasikan izin pendirian pabik. Karena, yang terjadi saat ini, jalan yang dibangun oleh pemerintah lebih banyak digunakan oleh perusahaan swasta untuk memuat hasil perkebunan kelapa sawitnya. “Saya rasa ini (pendirian pabrik kelapa sawit, Red) yang sangat penting harus diperhatikan,” harapnya.

Sementara, Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara, Udin Hianggio yang juga hadir pada pertemuan itu mengatakan, untuk mencari titik temu dari persoalan tersebut, perlu dilakukan pertemuan ulang untuk mendudukkan bersama semua pihak yang berkaitan.

“Di situ, baru dibahas lebih detail, agar persoalan di masyarakat (petani mandiri, Red) ini dapat kita jembatani dengan baik,” ujar mantan Wali Kota Tarakan ini.

Menurutnya, untuk mengakomodir hasil TBS petani mandiri ini, Apkasindo bisa saja membentuk koperasi dan bekerja sama dengan PKS. Setidaknya, langkah yang dilakukan itu dapat lebih mempermudah perjuangan dari asosiasi itu sendiri.

Diakuinya, harga beli TBS petani mandiri itu sudah sangat luar biasa, dari yang ditetapkan oleh tim penetapan TBS di atas  Rp 1.000 per kg, saat ini turun menjadi Rp 300 per kg. Termasuk, harga angkut TBS per ton senilai Rp 450 ribu. “Ini saya rasa sudah tidak masuk akal. Harus ada solusi untuk mengatasi hal ini,” tegasnya.

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan DPKP Kaltara, Marten Juk menambahkan, dalam persoalan ini, TBS petani mandiri itu dibeli oleh tengkulak. Sebab, petani mandiri yang tidak memiliki kerja sama dengan PKS tidak bisa menjual TBS-nya ke PKS.

Sebenarnya, DPKP selalu mengimbau kepada petani mandiri tersebut untuk membentuk koperasi agar dapat bekerja sama dengan perusahaan. Sebab, kerja sama itu merupakan salah satu persyaratan dari perusahaan untuk membeli TBS dari mitranya.

“Kendalanya ini sebenarnya belum adanya kerja sama. Karena perusahaan sudah memiliki perencanaan dalam pengolahan pabriknya, salah satunya masalah produksi. Di sini, berapa ton dari kebun sendiri dan berapa ton dari mitra,” jelasnya.

“Nah, kalau dia (perusahaan, Red) beli TBS di luar mitranya, pasti produksinya jadi tidak sesuai dengan perencanaan. Artinya, perusahaan tidak bisa mengambil sembarangan. Mitranya harus jelas,” sambungnya.

Menurutnya, tidak adanya legalitas kerja sama antaran petani mandiri dengan PKS tersebut, merupakan peluang besar bagi para tengkulak untuk masuk dan membeli TBS petani mandiri dengan harga yang rendah. Untuk kualitas TBS petani mandiri, juga merupakan salah satu permasalahan. Biasanya, ada petani yang melakukan panen tidak tepat waktu, bibit yang digunakan juga tidak tersertifikasi, dan tidak memiliki alat angkut sendiri. 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X