MALINAU – Dalam setiap kesempatan, Bupati Malinau Dr. Yansen TP, M.Si selalu mengingatkan agar seluruh elemen massyarakat Kabupaten Malinau selalu berpikiran positif dan hamonis. Sebab, menurutnya Malinau merupakan kabupaten yang memiliki banyak kergamanan suku budaya, agama dan latar belakang.
“Saya ingin begini. Dalam pikiran kita itu positif positif positif positif. Harmonis harmonis harmonis. Jangan sedikit-sedikit itu orang apa (persoalkan perbedaan). Jangan begitu!," tegasnya saat diwawancarai pewarta di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, tidak masalah kalaupun bertanya, tapi dengan cara yang sopan dan dengan maksud yang positif. Sebab, siapapun dan dari manapun datangnya dari seluruh Indonesia, merupakan bagian dari masyarakat yang tergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kalau bertanya supaya kita bisa santun, karena orang tertentu itu budayanya beda-beda juga. Tapi kalau kita membahasakan bahwa dia berbeda dengan kita itu tidak tepat. Karena, bingkai kita bingkai NKRI, harus kita bangun budaya itu,” ujar Bupati yang akrab disapa Yansen ini.
Di Malinau sendiri, di akhir Oktober 2018 lalu, Bupati dan jajarannya termasuk para pejabat instansi vertikal serta masyarakat mendeklarasikan harmonisasi. Sebab Malinau juga punya semboyan Budaya Membangun Bangsa sesuai tema Irau ke-9 Tahun 2018 lalu yang menyatukan semua suku yang ada di Malinau dalam menampilkan kapasitas budayanya masing-masing. Tidak hanya suku asli Malinau, tapi suku-suku yang tergabung dalam paguyuban se-Nusantara yang ada di Malinau juga tampil.
“Amannya Malinau ke depan itu hanya dengan prinsip itu (harmonis dan berpikir positif). Jangan persoalkan yang memang berbeda. Ya kalau kita membedakan, betul. Kan sudah ditegaskan dalam filosofi berbeda-beda tapi satu dalam Bhinneka Tunggal Ika. Jadi kalau sudah begitu, kenapa dipersoalkan,” tegasnya lagi. (ags)