TANA TIDUNG – Keberadaan sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan dagangannya di luar Pasar Imbayud Taka, Kecamatan Sesayap dikeluhkan pedagang resmi dalam pasar. Menurut sejumlah pedagang dalam lokasi pasar, PKL yang berjualan di luar pasar lebih laris.
Mewakili sejumlah pedagang di dalam Pasar Imbayud Taka, Hawise (40) yang kesehariannya berjualan ikan mengakui, kecenderungan pembeli ingin mendapatkan belanjaan secara praktis. Sehingga tak perlu repot masuk ke dalam pasar karena sudah ada PKL yang menjual barang yang ingin dibeli di luar pasar.
“Mereka berpikir, belanja di luar lebih praktis sehingga tidak masuk ke dalam pasar. Kebiasaan inilah yang selalu menambah banyak para PKL di bahu jalan di luar Pasar Imbayud Taka. Pedagang di dalam Pasar Imbayud mengeluh karena pengunjungnya sepi,”ujar perempuan berusia 40 tahun ini.
Hal ini yang menjadi permasalahan sejumlah pedagang dalam pasar. Ia dean sejumlah pedagang lainnya berharap ada solusi dari pemerintah. Salah satunya yakni sejumlah PKL yang berjualan di luar pasar diarahkan untuk berjualan di dalam pasar.
“ Kadang yang jualan juga kebanyakan mobil dari luar yang sengaja datang dan mangkal di luar pasar," kata Hawise (40), pedagang ikan di Pasar Imbayud Taka, saat ditemui Radar Tarakan, Minggu (17/2).
Pedagang lainnya, Ati (45) mengatakan, masalah PKL di luar Pasar Imbayud Taka karena kurang tegasnya aparat pemerintah untuk melakukan penertiban. Sehingga PKL menjamur di luar, khususnya para pedagang yang menggunakan mobil.
"Ini masalahnya kurang tegas. Tidak bisa mengusir PKL dan diarahkan masuk ke dalam. Kalau memang tegas, seharusnya bisa masuk ke dalam," ujar Ati.
Persoalan para pedagang bukan hanya permasalahan PKL yang berada di luar melainkan juga belum keluarnya Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) serta belum dibayarkannya gaji para buruh kelapa sawit yang membuat pasar semakin sepi pembeli. Hal yang sama juga diakui oleh pedagang sayur, Time (30), yang merasakan langsung dampak dari belum keluarnya TPP para PNS.
“Biasanya para ibu ibu berpakaian dinas sering belanja, cari sayur, cabai dan lainnya, sekarang pun masih ada namun tidak ramai seperti hari biasanya,” katanya.(zia)