Jembatan Menuju Objek Wisata Rusak

- Rabu, 13 Februari 2019 | 13:43 WIB

TARAKAN - Jembatan yang menuju objek wisata Amal Beach hingga saat ini masih rusak dan makin parah. Selain sebagai akses menuju objek wisata, jembatan ini merupakan akses utama warga Pantai Amal untuk membawa hasil rumput laut saat melakukan pengiriman.

Rizma (41) Seorang warga RT 07 Kelurahan Amal Baru yang juga merupakan petani rumput laut mengungkapkan, rusaknya jembatan telah terjadi sejak tahun lalu. Meski demikian, saat ini kerusakan jembatan semakin bertambah parah. Dengan rusaknya jembatan tersebut sangat mempengaruhi kelancaran aktivitas warga pantai Amal.

"Dari bulan 9 kayaknya. Cuma kemarin kan cuma kayunya saja yang patah. Kalau sekarang rantai pengikat kayunya pun lepas jadi bahaya sekali kalau dilewati mobil. Apalagi bawanya kan sungai menuju pantai," terangnya kemarin (12/2).

Dengan rusaknya jembatan tersebut membuat aktivitas pengangkutan rumput laut menjadi berkurang. Sehingga truk yang mengangkut rumput laut mengurangi jumlah angkutannya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

"Mau tidak mau kalau biasanya truk lewat bawa rumput laut sampai penuh ke atas sekarang tidak bisa lagi. Karena takut jembatannya tidak kuat," tuturnya.

Sementara itu, Abdul Karim (41) seorang pengemudi truk mengungkapkan dengan rusaknya jembatan tentunya sangat mempengaruhi aktivitas bongkar-muat rumput laut. Sehingga dengan jumlah angkutan yang lebih sedikit tentunya aktivitas pengangkutan memakan biaya operasional yang lebih besar.

"Sangat berpengaruh, karena yang harusnya kita angkut cuma sekali bisa jadi jalan 2 kali otomatis pengeluaran bahan bakar kan lebih besar. Kalau kita paksa angkut jumlah seperti biasa takutnya jembatan patah yang bahaya kita sendiri. Selain itu kita lewat juga perasaan was-was. Biarpun sebelum lewat kita sudah atur kayunya, tapi tetap masih ada rasa takut," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang DPUTR mengungkapkan, saat ini pihaknya belum memiliki rencana dalam pengajuan penanganan. Hal tersebut dikarenakan batas pengajuan telah berakhir dan pihaknya masih berfokus menyelesaikan rencana perbaikan di kawasan lainnya.

"Untuk sementara ini kita belum ada rencana.  Mungkin pertengahan tahun kita akan mengajukan perbaikan ini," ungkapnya.

Meski demikian, ia mengaku pihaknya telah mengunjungi lokasi beberapa waktu lalu. Walau begitu, terbatasnya anggaran juga merupakan salah satu faktor tidak dapatnya DPUTR melakukan perbaikan pada semua masalah kerusakan infrastruktur yang ada. Sehingga mau tidak mau ada infrastruktur menentukan kawasan prioritas.

"Kita tidak bisa melakukan perbaikan pada semua infrastrukur secara bersamaan. Tentu kita punya penangganan prioritas seperi kawasan padat penduduk. Namun kita juga tetap memperhatikan kawasan yang jauh dari jantung kota tapi sifatnya bertahap," tuturnya.

Diketahui terdapat 4 jembatan yang berada pada Kelurahan Amal Baru yang mengalami kerusakan. Meski demikian, Mohdi menerangkan jika rusaknya 4 jembatan tersebut akan menjadi pekerjaan rumah DPUTR yang diprioritaskan pada penanganan selanjutnya. "Ini menjadi PR kita. Kita akan upayakan perbaikan tersebut mungkin di pertengahan tahun," tutupnya. (*/zac/udn)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X