Yonif 613 Siap Halau Massa Anarkis

- Selasa, 12 Februari 2019 | 00:45 WIB

TARAKAN - Terjadi keributan di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tarakan, Senin (11/2). Sejumlah massa melakukan aksi protes dan berusaha merangsek masuk ke dalam Kantor KPU Tarakan. Namun, aksi massa yang mulai anarkis tersebut berhasil dihalau oleh sejumlah pasukan anti huru-hara.

Danyonif Raider 613/Raja Alam Tarakan Letkol Inf Fardin Wardhana melalui Wadanyonif Raider 613/Raja Alam Tarakan Mayor Inf Bruri Gumono S mengungkapkan, pihaknya menggelar latihan simulasi penanggulangan pengamanan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden pada Pemilu 2019 mendatang. Personel yang dilibatkan dalam latihan simulasi ini berjumlah 200 prajurit dari Yonif Raider 613/Raja Alam Tarakan.

“Bagaimana penanggulangan massa, terutama prosedur bantuan TNI kepada Polri dan pemda. Kami telah melakukan berbagi latihan, dan pada latihan simulasi ini diibaratkan di daerah sebenarnya dilakukan penanggulan massa yang bisa terjadi pada pemilu,” tuturnya.

Latihan simulasi tersebut berawal dari kekecewaan dan ketidakpuasan sejumlah massa yang berasal dari pendukung salah satu paslon terhadap hasil pemilu. Massa menduga dan mengindikasikan telah terjadi kecurangan dalam proses penghitungan suara pemilu di Kantor KPU Tarakan.

“Sehingga massa yang tidak menerima hasil penghitungan melakukan aksi demo dan memaksa dilakukan penghitungan ulang,” ungkapnya.

Melihat situasi yang mulai memanas, Polri meminta bantuan kepada TNI, dalam hal ini Yonif Raider 613/Raja Alam Tarakan untuk segera terjun dan mengantisipasi kemungkian hal-hal yang tidak diinginkan. Pasukan anti huru-hara kemudian turun menjaga situasi di Kantor KPU Tarakan.

“Sesuai prosedur dimulai dari pengendalian massa awal, kemudian pengendalian massa lanjutan, hingga selesai di mana pada akhirnya dilaksanakan pembubaran massa,” lanjutnya.

Pada pengendalian awal, Yonif Raider 613/Raja Alam Tarakan berusaha menenangkan massa yang terus melakukan aksi demo dan memaksa penghitungan ulang. Massa terus berteriak dan melempari prajurit. Melihat situasi yang mulai memanas, tambahan sejumlah prajurit pasukan anti huru-hara kemudian diturunkan. Terlihat massa mulai anarkis dan bersitegang dengan pasukan anti huru-hara.

“Pada saat massa tidak bisa dikendalikan dan menyerang pasukan anti huru-hara, dilakukan penyemprotan air kepada massa untuk mengurai massa. Hal itu untuk menghindari kemungkinan adanya korban,” tegasnya.

Namun massa tidak bisa lagi dikendalikan dan terus menyerang pasukan anti huru-hara. Kemudian pada situasi terakhir pasukan anti huru-hara bersenjata melakukan tembakan peringatan dengan amunisi hampa untuk membubarkan massa. Namun ada seorang provokator yang anarkis dan mengabaikan peringatan dari pasukan anti huru-hara.

“Sesuai dengan prosedur kedua, apabila terjadi situasi yang sudah membahayakan aparat pasukan melakukan pelumpuhan terhadap provokator dengan menggunakan peluru karet. Sehingga dengan simulasi ini TNI dalam hal ini Kodam VI/Mulawarman siap turut serta mengamakan proses Pemuli 2019,” ucapnya. 

Sementara itu Ketua KPU Tarakan Teguh Dwi Subagyo ketika ditemui Radar Tarakan mengatakan, pada prinsipnya sebagai leading sector pengamanan pemilu berada di tangan Polri dalam hal ini di Kota Tarakan adalah Polres Tarakan. Yonif Raider 613/Raja Alam Tarakan beberapa waktu yang lalu menyampaikan pelaksanaan simulasi pengamanan pemilu di depan Kantor KPU Tarakan.

“Saya melihat hal ini sangat positif dan bagus. Secara psikologis, Yonif Raider 613/Raja Alam Tarakan telah siap untuk masuk ke tahapan atau situasi tersebut. Ini juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa negara telah siap melaksanakan tahapan pemilu,” ungkapnya.

Ia sangat yakin instansi yang terkait cukup siap untuk mengamankan seluruh tahapan Pemilu 2019 ini. Dengan demikian pihaknya sangat menginginkan untuk dapat bekerja dengan situasi yang nyaman dan aman. Terlepas dari pengamanan pemilu tersebut, pihaknya selaku penyelenggara pemilu juga harus melaksanakan tahapan pemilu ini dengan benar dan maksimal, sehingga tidak memberatkan tugas pengamanan. “Kondisi  merupakan cambuk agar dapat melaksanakan proses pemilu dengan sebaik-baiknya,” ujarnya. (*/jhn/lim)  

Editor: kalpos123-Azward Kaltara

Tags

Rekomendasi

Terkini

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB

Abrasi Masih Mengancam Warga Sebatik

Senin, 25 Maret 2024 | 16:25 WIB
X