Tergolong Minoritas, Perayaan Tetap Semarak

- Kamis, 7 Februari 2019 | 15:31 WIB

Jika dibandingkan dengan beberapa kota besar di Indonesia. Perayaan Imlek di Ibu Kota Kalimantan Utara (Kaltara) Tanjung Selor tahun ini tentu akan terlihat perbedaannya. Akan tetapi, perbedaan itu bukan berarti tak membuat perayaan tak semarak. Dan itu terbukti dari pelaksanaan selama dua hari perayaan tersebut.

RACHMAD RHOMADHANI

KEBERADAAN etnisTionghoa di Tanjung Selor memang hingga kini terbilang masih minoritas. Maka, wajar dalam perayaan Imlek sekalipun hanya terdapat beberapa pintu rumah yang menggelar open house.

Ini setelah warga etnis Tionghoa sebelumnya melaksanakan ibadah di Kelenteng Ta Pe Kong di Jalan Jenderal Sudirman pada Selasa (5/2) lalu.

Dalam pantauan awak Radar Kaltara sembari mengikuti perayaan dengan berkunjung untuk bersilaturahmi ke salah satu tokoh etnis Tionghoa di Tanjung Selor, Allen Tedy. Sejak hari pertama hingga kedua ini. Di kediamannya yang ada di Jalan Jeruk, Tanjung Selor silih berganti pejabat hingga masyarakat biasa yang datang bersilaturahmi.

Alhasil, ia harus secara cekatan dalam melayani semua tamu yang datang. Termasuk, keluarga besarnya yang dengan ramah menyambut kedatangan para tamu di open house itu.

“Silakan masuk bapak dan ibu,” ucap Allen dengan ramahnya menyambut para tamu di open house di hari kedua ini, Rabu (6/2).

Tak hanya itu, awak media yang hendak melakukan peliputan perayaan Imlek ini dengan ramahnya disambut. Dan saat berada dalam rumahnya yang megah itu, memang tampak jelas terpancar suasana Imlek. Tak lain, dikarenakan adanya puluhan lampion yang menghiasi rumahnya.

Di sela-sela itu, Allen yang saat itu tengah melayani tamu yang datang sembari mempersilakan mencicipi makanan khas Imlek yang tersaji di meja berukuran sekitar 75 x 100 cm. Yang mana, itu dari jeruk Mandarin dan kue keranjang.

“Silakan dicicipi, atau ada makanan lain di sana,” katanya sembari menunjuk meja lain yang berisi nasi dan lauk pauk.

Pasca adanya ajakan itu satu persatu pejabat dan masyarakat mulai menikmati sajiannya. Dan rerata jeruk Mandarin yang paling diminati lantaran memang jeruk ini terbilang sangat khas. Selain kue keranjangnya sendiri.

“Jeruk Mandarin ini memang khas. Dan memang adanya di musim semi pada Imlek ini,” ujarnya mengawasli perbincangan kepada awak media.

Allen dalam hal ini tak menampik juga etnis Tionghoa di Tanjung Selor ini masuk dalam kategori minioritas. Hanya, menurutnya memang sekalipun minoritas ia berusaha keberadaannya tetap dapat memberikan pengaruh bagi daerah ini. Misal, dalam hal perekonomiannya sendiri.

“Ya, tapi tahun lalu terbilang sepi soal perekonomiannya,” katanya sembari mengeluh akan kondisi itu.

Di sisi lain, Allen berharap di tahun ini yang merupakan babi tanah sekiranya perekonomian dapat membaik. Sehingga para pengusaha di ibu kota ini dapat semakin maju dan berkembang. “Mudahan di tahun babi tanah ini perekonomian membaik. Ini harapan bersama para pengusaha tentunya,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X