Para Caleg Mulai ‘Perang’ APK

- Senin, 4 Februari 2019 | 14:38 WIB

NUNUKAN – Pemilihan umum (pemilu) 2019 dilakukan secara serentak, mulai calon anggota dewan perwakilan rakyat republik Indonesia (DPR RI), dewan perwakilan rakyat daerah provinsi dan kabupaten, dewan perwakilan daerah (DPD RI), serta pemilihan presiden dan wakil presiden.

Dari pantauan pewarta harian ini, yang terlihat mencolok saat ini adalah ‘perang’ pemasangan alat peraga kampanye (APK) masing-masing calon  yang di pinggir jalan hingga di tiap gang rumah warga. Bahkan ada yang dipasang di rumah warga.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nunukan, Hj. Dewi Sari Bahtiar mengatakan, untuk para calon yang bertarung di pemilu 2019, belum terlihat yang memiliki kekuatan massa yang cukup banyak. Untuk kekuatan massa akan kelihatan ketika partai politik melakukan kampanye rapat umum.

“Saat kampanye rapat umum, calon atau parpol dapat membuat acara besar-besaran,” kata Hj. Dewi Sari Bahtiar.

Untuk saat ini, calon legislatif baik DPR RI, provinsi dan kabupaten, masih belum memperlihatkan kekuatannya. Dan yang dilakukan saat ini hanya berkunjung rumah ke rumah, ada pun pertemuan yang dilakukan paling banyak menghadirkan seribu orang dan itu hanya dilakukan di dalam gedung.

Menurutnya, para calon masih malu untuk memperlihatkan kekuatan, selain itu faktor biaya yang membuat para calon tak saling memperlihatkan kekuatan. Karena untuk melakukan kegiatan besar dan mengumpulkan orang banyak tentu membutuhkan biaya besar.

“APK saja ini kurang, karena saya perhatikan calon lebih kepada silaturahmi yang diperkuat,” ujarnya.

Kemungkinan calon mengangap APK bukan lagi alat kampanye efektif. Sehingga mengubah pola dan gerakan kampanye. Karena untuk APK sendiri telah ada yang difasilitasi oleh KPU Nunukan. Sehingga ada calon yang tidak ingin memperbanyak APK.

“Berbeda jauh dengan pemilu 2014 lalu, para calon saling menunjukkan kekuatan, namun kali ini di 2019 jauh berbeda,” tambahnya.

Sementara, salah seorang pendukung calon anggota DPRD Nunukan, Supardi mengatakan, bahwa untuk pesta demokrasi di 2019 ini tentu para calon memiliki cara dan strategi sendiri. Untuk mendapatkan suara, sehingga tak perlu dimunculkan di publik.

“Harus menghindari yang namanya kebocoran, jadi lebih baik jalan tanpa harus dipublikasikan. Serta dapat menghasilkan suara yang jelas, daripada hanya sibuk memperbanyak APK. Tapi suara belum jelas,” singkat Supardi. (nal/zia)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB

Ada Puluhan Koperasi di Bulungan Tak Sehat

Sabtu, 6 April 2024 | 12:00 WIB
X