Tiga Komoditi Unggulan Mulai Diekspor

- Senin, 4 Februari 2019 | 14:35 WIB

NUNUKAN – Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan Ir. Jabbar mengatakan, terdapat tiga komoditi yang saat ini telah dilakukan ekspor langsung dari Nunukan ke negara tujuan. Yakni, CPO kelapa sawit, ikan dan rumput laut kering.

Ketiga komoditi itu, ekspor ikan dilakukan Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT) yang ada di Pulau Sebatik. Namun, untuk dokumen ekspornya itu dilakukan di ibukota Kabupaten Nunukan ini. “Tapi, saat ini masih dalam pembahasan agar bagaimana agar dokumen administrasi eskpor itu tidak lagi harus ke Nunukan. Ini berkaitan dengan kemudahan bagi pengusaha di Sebatik,” kata Ir. Jabbar kepada media dalam sebuah kesempatan.

Kemudian, lanjutnya, untuk dua komoditas lainnya, yakni CPO sawit dan rumput laut ini dilakukan di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan. Untuk CPO Sawit ini sudah ketiga kalinya dilakukan. Laporan 15 Januari lalu, sebanyak 3.600 ton CPO yang diekspor ke Malaysia. “Tidak mesti dengan jumlah itu. Pertama dikirim itu 2.500 ton lalu. Untuk ikan, laporannya kami tidak tahu karena datanya ada di SKPT Sebatik,” sebutnya.

Dikatakan, untuk pemasukan daerah dari pelaksanaan ekspor ini tentunya diperoleh devisa negara melalui dana bagi hasil (DBH) atas pelaksanaan ekspor. Karena, Kabupaten Nunukan termasuk dan telah tercatat sebagai daerah pengekspor. “Tapi, kalau untuk pendapat daerah langsung biasanya dipungut melalui retribusi. Hanya saja, masih perlu dibahas dan dibuatkan peraturan daerah yang dilanjutkan dengan peraturan bupati dalam melakukan pungutan retribusi tadi,” jelasnya. 

Sementara itu, Direktur Utama CV Buana Mandiri Sejahtera, eksportir rumput laut yang melakukan ekspor perdana ke Busan, Korea Selatan (Korsel) Ir. H. Muhammad Arif mengaku menargetkan sebanyak 300 ton rumput laut kering untuk diekspor setiap bulan. Sebab, permintaan dari negeri ginseng itu tidak terbatas. Berapapun yang mampu diekspor akan diterima.

“Untuk sebulan pertama ini baru 126 ton. Pertama 63 ton lalu kedua juga 63 ton. Sebenarnya masih bisa ditambah lagi. Tapi karena tahap perdana jadi dibatasi dulu,” sebutnya saat ditemui media ini kemarin.

Ia mengatakan, produksi rumput laut di Kabupaten Nunukan ini cukup tinggi. Selain itu, produksinya tidak mengenal musim. Senantiasa tersedia. Di daerah lain, jika musim ombak musim panas dan lainnya produksinya berkurang. Bahkan berhenti ditanam. Namun, di Nunukan  tidak kenal musim. “Itulah keunikan di Nunukan ini. Tidak ada musimnya. Tapi, yang masalah itu harganya saja. Kadang naik dan turun,” ungkapnya.

Menurutnya, untuk terus eksis dalam mengekspor rumput laut ini, pihaknya terus berkoordinasi dengan pengusaha lokal dan para pembudi daya rumput laut melalui perkumpulan yang telah ada. Ia berharap ada kerja sama untuk menjaga kualitas rumput laut Nunukan agar tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan. Sebab, jika sekali saja kualitasnya dipermasalahkan, maka dampaknya cukup besar dan meluas. Makanya, karena ekspor perdana yang dikirim itu tidak langsung banyak. Kualitas rumput lautnya benar-benar yang terbaik yang dikirim untuk membuktikan kepada pembeli di Korsel. “Setelah ekspor perdana ini, mutu dan kualitas rumput laut harus tetap dipertahankan. Ini perlu dukungan dari pengepul dan pembudidaya rumput laut juga,” pungkasnya. (oya/zia)

 

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X