NUNUKAN - Indonesia Tionghoa Culture Center (ITCC) Jawa Pos, kembali mengajak pelajar di Sebatik untuk kuliah di luar negeri di Tiongkok. Seperti tahun sebelumnya, ada puluhan pelajar di Sebatik yang melanjutkan pendidikan ke negeri Tirai Bambu.
Koordinator ITCC-Jawa Pos, Andre So mengatakan, setelah melakukan sosialisasi ke beberapa sekolah di Nunukan, kini dilanjutkan ke sekolah yang ada di Sebatik. Karena ada beberapa sekolah di Sebatik yang pernah mengirim pelajar untuk mengikuti program ITCC Jawa Pos.
“Dua tahun lalu saya pernah datang ke Sebatik, pada waktu itu ada yang ikut mendaftar untuk kuliah di Tiongkok. Kali ini saya kembali mengajak para pelajar untuk melanjutkan pendidikan di Tiongkok melalui program beasiswa,” kata Andre So.
Untuk pelajar di perbatasan seperti di Sebatik harus diupayakan ada yang belajar hingga ke luar negeri. Agar dapat menjadikan acuan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di wilayah perbatasan, khususnya di Sebatik. Ia juga menyayangkan, jika ada daerah yang telah dilakukan sosialisasi, namun tidak mengirimkan pelajarnya.
“Saya berharap di 2019 ini ada penambahan dari tahun sebelumnya, tahun ini harus lebih banyak yang dapat kuliah di Tiongkok, sebelumnya sudah yang kuliah di Tiongkok. Bahkan akan segera lulus” ujarnya.
Untuk perekrutan pelajar yang ingin kuliah di Tiongkok pada 2019 disiapkan berbagai jurusan. Khusus di SMK tentu semua jurusan disiapkan. Seperti manajemen, teknik sipil, perkapalan, bahkan jurusan pertanian yang menyangkut agrobisnis.
Menurutnya, sosialisasi untuk daerah perbatasan sangat penting, karena ingin memberikan beberapa informasi kepada pelajar yang akan lulus di 2019. Sebagai lulusan yang memiliki kompetensi di berbagai jurusan, tentu sangat disayangkan ketika tak melanjutkan pendidikan.
“ITCC Jawa Pos ini ingin membantu para pelajar, walaupun berada di perbatasan pelajar harus memiliki cita-cita untuk kuliah hingga ke luar negeri,” ujarnya.
Program dari ITCC sengaja disosialiasikan kembali di wilayah perbatasan untuk mempromosikan kepada pelajar bahwa kuliah bukan hanya di dalam negeri. Kuliah di luar negeri biayanya tidak jauh berbeda dengan kuliah di dalam negeri.
“Yang telah mengambil formulir dan langsung mendaftar ada 30 orang, sejak berada di Nunukan melakukan sosialisasi,” tambahnya. (nal/ana)