TARAKAN - Saat ini dunia olahraga Kota Tarakan berharap adanya “angin segar” di kepengurusan yang baru nantinya, setelah masa kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Tarakan periode 2015-2019 berakhir 31 Juli mendatang.
Adapun tahapan pelalsanaan Musyawarah Kota (Muskot) saat ini harusnya sudah berjalan. Namun KONI Tarakan belum melakukan tahapan hingga pembentukan panitia, hanya melakukan penyuratan kepada cabor yang masa kepengurusannya telah habis.
Salah satu cabor, yakni layar, melalui ketua umumnya Musianto menjelaskan, tahapan pergantian kepengurusan KONI Tarakan membawa “angin segar” bagi kalangan cabor, yang saat ini semakin terpuruk akibat minimnya anggaran. "Kita ingin mencari figur yang cocok untuk memimpin KONI ke depannya. Sosok ketua harus mampu berkoordinasi dengan pemerintah kota sebagai salah satu perpanjangan tangan pemerintah. Itu salah satu syaratnya," bebernya kepada media ini.
Selain itu, Musianto juga menilai sosok ketua KONI Tarakan ke depan mampu mencarikan solusi terbaik terkait dengan masalah yang selama ini menjadi kendala para cabor, terutama masalah anggaran yang setiap tahun selalu turun akibat devisit anggaran. "Mungkin yang dibutuhkan harus memiliki terobosan baru untuk kemajuan KONI, karena kita menilai selama ini dari tahun ke tahun anggaran masih menjadi permasalahan dikarenakan penurunannya yang drastis," lanjutnya.
Untuk figur tersebut, Musianto masih melihat perkembangan di kalangan pecinta olahraga yang berkembang saat ini. "Intinya figur memang masih bayang-bayang. Karena bukan saya saja, beberapa rekan cabor lain juga sedang mencari siapa yang cocok untuk mengisi bangku KONI Tarakan, karena ia yang akan menentukan nasib cabor nantinya," tuturnya. (puu/ash)