Sempat Frustrasi, Kini Jadi Motivator

- Selasa, 29 Januari 2019 | 14:30 WIB

Hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) memang bukan perkara mudah. Dijauhi, dikucilkan bahkan dibenci orang lain pasti pernah dirasakan setiap. Seperti halnya dengan AJ (43) yang sudah 14 tahun menjalani hidup berstatus ODHA.

 

AGUS DIAN ZAKARIA

 

AJ dinyatakan positif HIV Aids sejak 2005 dari pemeriksaan rumah sakit usai melahirkan anak semata wayangnya. Wanita kelahiran Samarinda 11 Desember 1976 tersebut mewarisi penyakit mendiang suami yang kerap menggunakan obat-obatan dengan jarum suntik.

“Saya positif tahun 2005, saya terinfeksi dari almarhum suami saya. Sekitar 2 minggu habis melahirkan saya baru tahu saya positif. Karena suami saya pengguna jarum suntik,” terangnya kepada Radar Tarakan Senin,(28/1).

Sejak masih berpacaran, ia sama sekali tidak mencurigai adanya ciri-ciri HIV/AIDS pada kekasihnya tersebut. Tidak butuh waktu lama, ia memutuskan untuk menikah.

“Saya asli orang sini (Tarakan) terus saya kerja di Jakarta kemudian di sana ketemu sama almarhum suami saya. Terus saya menikah di Manado. Setelah itu saya kembali ke sini. Waktu pacaran itu yang pasti saya tidak tahu calon suami saya ODHA, curiganya setelah kami menikah,” jelasnya.

Namun di usia pernikahan yang baru seumur jagung, akhirnya menaruh kecurigaan kepada sang suami, lantaran suami pernah merahasiakan hasil tes DNA setelah mendapat panggilan pengecekan dari rumah sakit. “Saya punya anak tiri dari suami, waktu anak tiri saya yang berumur 2 tahun dirawat di rumah sakit karena ngedrop. Tiba-tiba pihak rumah sakit memanggil almarhum suami saya untuk tes darah. Dari hasil tesnya Ternyata almarhum suami saya positif dan waktu itu dia merahasiakan kepada saya,” terangnya.

Waktu terus berjalan dan akhirnya ia melahirkan anak pertama di salah satu rumah sakit di Kota Manado. Setelah dua minggu usai melahirkan, ia baru mengetahui ternyata dirinya positif mengidap HIV/AIDS yang ditulari oleh sang suami. Syok dan tak bisa menerima kenyataan tersebut.

“Waktu itu saya berpikir kenapa harus saya. Saya tidak macam-macam, saya ibu rumah tangga biasa. Istilahnya tidak menyimpang lah. Yah mungkin ini takdir jalan hidup saya,” ujarnya.

Setelah merasa tidak nyaman, akhirnya ia kembali ke Tarakan dan berharap hasil tes tersebut sebuah hal yang keliru. Setelah itu ia kembali mengecek DNA dan berharap mendapatkan hasil berbeda. Namun nasi telah menjadi bubur, hasil tersebut tetap menunjukkan jika ia positif mengidap penyakit mematikan tersebut.

“Kasus penemuan ODHA yang pertama kali di Tarakan tahun 2005 itu kami. Saya masih tidak percaya, bisa dikatakan, saya belum menerima kenyataan ini. Akhirnya saya tes lagi ternyata hasil tesnya sama,” ungkapnya.

Setelah setahun menjalani hidup berstatus ODHA, AJ belum bisa menerima kenyataan tersebut. Bertahun mengurung diri di rumah. Hal tersebut dilakukan karena waktu itu dampak penyakit tersebut telah terlihat pada tubuhnya. Ia merasa malu untuk menampilkan diri di lingkungannya.

“Saya dijauhi orang terdekat saya, bahkan keluarga saya sendiri. Jangankan keluar rumah, bahkan untuk melihat keluar dari pintu saja saya takut. Sampai keluarga saya melarang saya mencium anak saya sendiri karena takut saya menularkan kepada anak saya. Awalnya saya sakit hati kalau dengar keluarga yang ingatkan,” tuturnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eks Ketua KPU Kaltara Bulat Maju Pilkada Bulungan

Jumat, 12 April 2024 | 11:00 WIB

Bupati Bulungan Ingatkan Keselamatan Penumpang

Kamis, 11 April 2024 | 16:33 WIB

Ada Puluhan Koperasi di Bulungan Tak Sehat

Sabtu, 6 April 2024 | 12:00 WIB
X