TANJUNG SELOR – Tingginya harga LPG 3 kilogram (kg) di Bulungan saat ini sudah menjadi rahasia umum di masyarakat. Di Tanjung Palas, misalnya, harga eceran tertinggi (KET) yang hanya Rp 28 ribu per tabung, dijual hingga Rp 40 ribu.
Menyikapi hal itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Disperindagkop dan UMKM Bulungan, Murtina mengatakan, dalam hal pengawasan penjualan LPG yang disubsidi pemerintah ini sudah dilakukan oleh pihaknya hingga turun ke pangkalan.
“Di sini, agen yang harus menekan pangkalan untuk menyalurkan LPG 3 kg ini sesuai dengan ketentuan. Jangan sampai lebih dari 50 persen diberikan ke pengecer,” ujarnya kepada Radar Kaltara saat dikonfirmasi, Minggu (27/1).
Seharusnya, dalam hal pendistribusian LPG subsidi pemerintah ini, pihaknya tidak membenarkan adanya pengecer. Karena pendistribusi terakhir yang langsung memberikan ke masyarakat itu adalah pangkalan.
“Dalam waktu dekat ini kami akan membentuk tim gabungan untuk mengawasi pendistribusian LPG subsidi ini. Semoga dari anggota tim itu nanti ada solusi yang dapat ditawarkan,” tuturnya.
Sebab, jika dibiarkan secara terus menerus seperti ini, kasihan masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan tabung melon itu. Tapi tidak dapat membeli sesuai dengan HET yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Demikian juga dengan tempat usaha, ia mengaku sempat menemukan beberapa rumah makan yang masih menggunakan LPG 3 kg. Sebenarnya itu tidak boleh, karena sudah bukan masuk kategori orang miskin lagi. “Ini yang perlu diatur ulang. Agar hak masyarakat tidak mampu ini dapat tersalur dengan benar atau tepat sasaran,” sebutnya.
Rencananya, untuk menangani soal rumah makan ini, pihaknya akan bekerja sama dengan agen untuk mendatangi setiap rumah makan yang masih menggunakan LPG 3 kg untuk mengarahkannya menggunakan tabung gas besar 5 kg ke atas. “Itu (menawarkan tabung gas 5 kg ke atas, Red) salah satu alternatif. Pastinya seperti apa caranya agar mereka tidak menggunakan LPG 3 kg lagi,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga mengupayakan untuk memperketat penggunaan kartu kendali atau kartu kontrol untuk mendapatkan LPG 3 kg. Pastinya, diupayakan Februari nanti tim gabungan sudah turun melakukan sidak ke lapangan.
“Jikapun SK anggota timnya nanti belum keluar, kita upayakan sambil berjalan. Karena kalau menunggu itu, takutnya kelamaan, sementara sudah banyak yang bertanya kenapa harga LPG subsidi jadi seperti ini,” pungkasnya. (iwk/eza)