Gelombang Masih Tinggi, Nelayan Enggan Melaut

- Senin, 21 Januari 2019 | 13:57 WIB

TARAKANGelombang tinggi sampai saat ini masih terus menghantui masyarakat, terutama untuk para nelayan. Pasalnya gelombang tinggi dan angin kencang membuat nelayan takut untuk melaut.

Kepala Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Kalimantan Utara, Rustan mengatakan, sudah sejak awal tahun baru angin kencang dan gelombang tinggi di perairan Kalimantan Utara. Sehingga nelayan merasa takut jika harus berlayar berlama-lama.

“Ini memang sudah musimnya gelombang tinggi dan angin kencang, jadi kami perlu untuk waspada,” tuturnya.

Diakuinya sudah beberapa pekan terakhir pihaknya mengurangi waktu untuk melaut. Biasanya melaut bisa menghabiskan waktu sampai 9 hari, tetapi karena ombak dan angin kencang membuat nelayan hanya bisa melaut selama 4 hari saja.

“Bulan Januari sampai nanti Februari memang biasa gelombang tinggi, mudah-mudahan saja cepat mereda agar semua bisa normal kembali,” tuturnya.

Bahkan dengan kondisi seperti ini, membuat mata pencarian mereka mengalami berkurang. Karena kondisi laut yang masih tidak stabil, dan pengurangan waktu melaut tentu berimbas pada hasil tangkapan yang semakin berkurang.

“Siapa yang berani melaut kalau gelombang tingginya bisa mencapai tiga meter. Sungguh sangat bahaya kalau kami sampai nekat,” ungkapnya.

Rustan juga mengimbau kepada rekan-rekan nelayan untuk tidak melaut jika gelombang masih sangat tinggi. Karena dikhawatirkan bisa terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Apalagi jika perahu yang dimiliki nelayan sudah tidak layak untuk digunakan.

“Lebih baik berhenti dahulu melaut, karena kalau memaksa bisa terjadi hal yang buruk,” ungkapnya.

Dirinya juga berharap pemerintah dapat memberikan kompensasi terhadap nelayan. Karena di cuaca yang tidak bersahabat ini, nelayan menjadi dirugikan. Dan dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak juga sudah diatur adanya kompensasi dari pemerintah terhadap nelayan di cuaca yang buruk seperti ini.

Ada subsidi yang harusnya diberikan pemerintah untuk mengurangi beban nelayan. Karena jika nelayan nekat untuk melaut pastinya risikonya akan lebih fatal.

Sementara itu, Prakirawan Cuaca Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKD) Tarakan, Muhammad Hermansyah mengatakan, untuk di Tarakan prakiraan cuaca tiga hari ke depannya berpotensi hujan pada malam dan dini hari. Bahkan di perairan Kalimantan Utara juga arah angin barat laut dan timur laut mencapai 6 sampai 15 knots.

“Tinggi gelombang kemarin (20/01) yakni 0,5 sampai 1,25 meter, dan besok 0,25 sampai 1 meter,” pungkasnya. (*/naa/eza)

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB

Di Bulungan, 400 Ha Lahan Ludes Terbakar

Sabtu, 20 April 2024 | 10:28 WIB

KMP Manta Rute KTT-Tarakan Kembali Beroperasi

Sabtu, 20 April 2024 | 10:01 WIB
X