Dinsos Tegaskan Zero Prostitusi

- Jumat, 18 Januari 2019 | 12:09 WIB

TANJUNG SELOR – Dinas Sosial (Dinsos) Kaltara menegaskan tahun ini Kaltara zero prostitusi. Itu setelah dilakukannya penutupan tiga lokalisasi di Kalimantan Utara (Kaltara), yakni dua di Tarakan dan satu di Nunukan. 

Kepala Bidang Perlindungan, Penjaminan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos Kaltara, Suriansyah menjelaskan, setelah dilakukan penutupan itu, pemerintah tidak hanya tinggal diam. Tapi tetap melakukan berbagai upaya agar aktivitas itu tidak kembali beroperasi.

“Setelah penutupan dilakukan, ada tiga kegiatan yang dilakukan. Pertama memulangkan eks PSK, kedua memberikan pelatihan dengan memberikan pembiayaan. Selanjutnya pemberian biaya hidup hingga yang bersangkutan berhasil,” ujarnya kepada Radar Kaltara saat ditemui di Tanjung Selor, Kamis (17/1).

Adapun untuk saat ini, pihaknya sudah menyurati Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai pemberitahuan bahwa tahun ini provinsi termuda Indonesia ini sudah zero prostitusi.

Bahkan, berbagai kegiatan juga telah dilakukan sebagai upaya pembimbingan terhadap eks PSK ini agar ke depan tidak kembali masuk ke dunia hitam tersebut. Termasuk juga ada pengawasan dari pemerintah untuk mengantisipasi kejadian berulang. “Mereka itukan ada yang pulang ke daerah asalnya dan ada juga yang tidak. Nah, untuk yang tidak ini yang harus diawasi,” sebutnya.

Adapun target pemulangan bagi yang ingin pulang, itu paling lambat dua pekan setelah Kemensos menerima data valid dari masing-masing daerah. Itu sebagai dasar untuk pemberian pembiayaan pemulangannya.

Karena, setelah data itu dikirim, baru kemudian Kemensos meng-SK-kan untuk pemulangan eks PSK tersebut. Berdasarkan SK Kemensos itu, baru kemudian Dinsos Kaltara memberikan anggaran untuk pemulangan. “Jadi kabupaten/kota hanya menjaga mereka yang masih tinggal di sini (Kaltara, Red) agar bagaimana caranya mereka tidak kembali melakukan aktivitas prostitusi itu,” jelasnya.

Adapun anggaran yang disiapkan untuk pemulangan eks PSK tersebut, ia mengatakan secara keseluruhan berkisar antara Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Tapi ini untuk mem-backup dua daerah, yakni Tarakan dan Nunukan.

Disebutkannya, untuk saat ini, dari 129 orang yang terdata dari dua lokalisasi di Tarakan, itu terbagi atas tiga kategori. Untuk yang mau pulang sebanyak 79 orang, bertahan 25 orang, dan sisanya masih ragu-ragu.

“Sedangkan untuk yang di Nunukan, informasi terakhir yang kami terima, dari 33 eks PSK, sekarang sudah tinggal 25 orang. Itu hanya tujuh yang ingin pulang, sedangkan sisanya memilih bertahan. Insya Allah anggaran yang kita sediakan cukup untuk mem-backup ini,” pungkasnya. (iwk/eza)

 

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X