NUNUKAN – Akibat melakukan aktivitas penipuan kartu pengenal kepada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Tawau, Malaysia, sebanyak delapan orang diamankan Polis Diraja Malaysia (PDRM) Tawau, pada Jumat (11/1) lalu.
Kepala Fungsi Sosial dan Budaya, Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Firma Agustina mengatakan, sesuai dengan rilis dari PDRM Tawau, Malaysia, terkait penipuan pengurusan kartu pekerja untuk WNI telah ditangani pihak PDRM. “Telah diamankan oknum yang telah melakukan penipuan pembuat kartu pekerja haram sementara kepada WNI di Tawau, Malaysia,” kata Firma Agustina.
Ia menjelaskan, dari delepan oknum yang diamankan, empat orang adalah perempuan. Mereka diduga memiliki peran penting dalam pembuatan kartu pekerja tersebut. “Sesuai penyampaian Ketua Polis Daerah Tawau, Fadil Marsus, bahwa semua yang ditahan merupakan bekerja sebagai pengurus serta perwakilan perusahaan. Dengan memiliki tugas yang berbeda-beda untuk memanfaatkan para WNI,” ungkapnya.
Operasi pembuatan kartu untuk pekerja asing dilakukan di sekitar kota Tawau. Alat yang digunakan berupa komputer, kartu yang siap untuk dicetak, serta surat permohonan pembuatan kartu pekerja. “Alatnya cukup lengkap untuk membuat dokumen pekerja yang berada di Tawau, Malaysia,” ujarnya.
Seperti yang dalami Mul, WNI yang bekerja di Tawau, bahwa WNI yang berada di Tawau mendapatkan data diri berupa warga asing pekerja haram sementara (PHS) Negeri Sabah. Surat tersebut dikeluarkan oleh perusahaan.
“Kegunaannya mungkin untuk keperluan di Tawau karena hanya bersifat sementara,” kata Mul.
Menurutnya, dokumen tersebut dapat dikeluarkan di tempat WNI bekerja. Seperti yang telah diterimanya dikeluarkan oleh Manpower Resources SDN.BHD. Dengan biaya RM 800 atau mencapai Rp 3 juta. Untuk mendapatkan surat tersebut kemungkinan bagi WNI yang membutuhkan. “Ada masa berlakunya dokumen tersebut, jika telah berakhir kemungkinan dapat dilanjutkan,” ujarnya. (nal/ash)
