Bermunculan Pedagang Dadakan hingga Pasar Durian Runtuh

- Senin, 14 Januari 2019 | 15:15 WIB

Berbagai macam cara orang menyikapi musim buah tahun ini. Ada yang hanya sekadar datang ke kebun untuk makan berbagai jenis buah. Namun ada juga yang memanfaatkan momen ini untuk meraup rezeki dengan cara menjual penjual buah dadakan. Berikut ulasannya.

IWAN KURNIAWAN

DURIAN, langsat duku, langsat telur, manggis, dan beberapa jenis buah lainnya menjadi buruan masyarakat pada musim buah besar seperti tahun ini. Khusus di Bulungan, selain berlibur ke kebun, banyak juga masyarakat yang beralih pekerjaan menjadi pedagang buah dadakan. Bahkan ada yang menjadi pemborong besar.

Di Desa Pejalin, misalnya. Pedagang musiman bermunculan di sejumlah titik. Bahkan masing-masing titik memiliki nama yang berbeda. Ada yang dinamakan Pasar Dadakan, Pasar Durian Runtuh, dan Pasar Tikungan Maut, serta ada juga yang melapak sendiri-sendiri. Penamaan itu berdasarkan daerahnya, seperti Pasar Tikungan Maut, misalnya. Daerah lapak dagangan itu berada di antara dua tikungan, sehingga kendaraan yang melintas harus lebih hati-hati.

Berdasarkan pantauan Radar Kaltara di lapangan, beberapa warga yang tidak memiliki pohon buah, memilih membeli ke pemilik pohon buah. Kemudian dijual kembali di tepi jalan Trans Kaltara dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per buah.

Misnawati (36), salah seorang pedagang di RT 5 Desa Pejalin saat dikonfirmasi mengaku, sebagian buah-buahan yang dijualnya dibeli dari orang lain di daerah hulu, seperti Penisir dan Antutan. Untuk buah durian yang dibelinya dengan harga Rp 10 ribu per buah, biasa dijual kembali dengan harga Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per buah. Tapi terkadang ada yang dijual dengan harga yang sama dengan yang dibeli, yakni Rp 10 ribu per buah. Ada juga yang kecil biasa dijual Rp 5 ribu per buah.

“Tidak perlu untung banyak, yang penting lancar. Di sini saya pernah jualan satu hari hanya dapat untung Rp 20 ribu. Tapi tidak masalah, tetap harus disyukuri,” ujar Ibu Rumah Tangga (IRT) beranak tiga ini saat disua di lapak dagangannya, Minggu (13/1).

Untuk mendapatkan buah yang ingin dijual setiap hari, Misna mengaku mulai pukul 06.00 Wita, ia sudah berangkat ke beberapa kebun buah yang biasa didatanginya untuk membeli durian. Karena kesiangan pasti didahului orang lain. Sedangkan untuk langsat duku dan langsat telur, itu harus dipesan dulu baru dipanjat oleh pemiliknya sesuai permintaan.

“Tapi untuk langsat duku itu tergantung kesepakatan, ada yang jual hasil panjatan dan ada juga yang pembeli panjat sendiri. Itu beda harga, kalau kita panjat sendiri lebih murah, tapi kita agak repot karena harus manjat lagi,” akunya.

Ia mengaku, tahun ini merupakan yang pertama kalinya warga setempat berjualan dengan cara buka lapak di tepi jalan Trans Kaltara. Karena pada tahun-tahun sebelumnya, mereka berjualan di Tanjung Palas daerah pinggir Sungai Kayan dan di Kuliner Tepian Kayan (Kulteka) Tanjung Selor.

Amat (30), pedagang lain di daerah itu mengatakan awalnya yang ikut itu hanya istrinya. Itupun tidak berjualan, hanya kumpul-kumpul saja dengan keluarganya yang berjualan buah di daerah tersebut. Tapi saat ikut dengan tantenya pergi borong buah untuk dijual, istrinya juga ikut memilih untuk kemudian ia jual sendiri.

“Hari pertama dan kedua itu kami belum ikut. Hari ketiga baru kami ikut jualan. Buah yang kami jual ini juga kami borong dengan orang lain,” sebutnya.

Tapi beberapa hari dicoba, ia mengaku cukup asyik dan keuntungannya lumayan dari pada diam di rumah. Setidaknya untung jualan bisa buat tambah-tambah beli rokok dan keperluan rumah tangga lainnya. Di sini ia mengaku tidak perlu untung banyak, yang terpenting jualan lancar.

“Yang pertama kita jaga itu modal duku. Kalau modal sudah kembali, aman. Biar sisanya kita lelang murah tidak apa-apa sudah. Pastinya besok cari lagi,” ungkapnya.

Adapun khusus buah durian yang dijual di daerah ini, rata-rata yang jatuh sendiri dari pohonnya. Mereka tidak mau membeli yang buah panjatan. Sebab buah panjatan itu biasanya ada yang tidak masak dan rasanya pun tawar. 

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Data BPS Bulungan IPM Meningkat, Kemiskinan Turun

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB

Ombudsman Kaltara Soroti Layanan bagi Pemudik

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:30 WIB

Harus Diakui, SAKIP Pemprov Kaltara Masih B Kurus

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Penanganan Jalan Lingkar Krayan Jadi Atensi

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:10 WIB

Jalan Penghubung di Krayan Ditargetkan Maret Mulus

Selasa, 26 Maret 2024 | 13:50 WIB

3.123 Usulan Ditampung di RKPD Bulungan 2025

Selasa, 26 Maret 2024 | 07:00 WIB

Anggaran Rp 300 Juta Untuk Hilirisasi Nanas Krayan

Senin, 25 Maret 2024 | 18:45 WIB
X