Jadi Boneka, Bawa Pesan Budaya Kaltara

- Jumat, 11 Januari 2019 | 14:52 WIB

Seiring perkembangan zaman, konsumsi rumah tangga pun semakin meningkat, apalagi perihal sampah plastik. Seperti diketahui, sampah plastik ini sangat sulit terurai di tanah. Ini pun menjadi perhatian tersendiri untuk menjaga kelestarian lingkungan dari limbah yang berbahaya.

 

LISAWAN YOSEPH LOBO

 

MENGOLAH sampah plastik sangatlah penting. Seperti limbah dari botol plastik, diolah kembali menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual tinggi. Apalagi kalau bukan kerajinan tangan, seperti boneka.

Inilah yang ditekuni oleh Suhartati. Wanita berusia 48 tahun ini mengaku baru memulai usahanya dua tahun belakangan. Diceritakannya, awalnya ia tak berniat hasil kerajinannya ini diperjualbelikan.

Maklum, sejak berusia sekitar 10 tahun ia pun sudah hobi merajut. Entah itu membuat tas maupun topi. Di samping pekerjaannya sebagai aparatur pemerintahan, ia pun tak begitu fokus pada kebiasaan merajutnya ini.

Suatu ketika, ia menemani putrinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas V menyelesaikan tuga di sekolah. Perasaannya jenuh, tanpa aktivitas apa-apa.

Ia pun kembali menekuni hobi, merajut boneka untuk putrinya. Bertepatan saat itu, di Tarakan ada kegiatan nasional yakni Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XXIV, 2017 lalu.

Dalam kesempatan itu pun ia mencoba memamerkan hasil karyanya. Alhasil laku terjual 24 boneka.

“Rencana untuk buat mainan anak, tapi dia malah nggak mau. Karena ini banyak, mau buat apa. Jadi pas ada STQ, saya jual. Alhamdulillah penghasilannya lumayan, jadi saya teruskan,” katanya mengawali cerita.

Meski dari kecil ia sudah terbiasa merajut benang wol, namun merajut boneka baru dilakukannya. Itu pun secara autodidak melalui internet.

“Dasar merajutnya sudah ada dari kecil, bawaan dari ibu. Tapi buat bonekanya ini baru, lihat dari internet,” terang ibu dari tiga anak ini.

Terus berjalan, Suhartati pun memikirkan bagaimana mengakali agar boneka rajutannya itu bisa berdiri. Suatu ketika, saat ia duduk menikmati minuman segar di daerah Islamic Center, tak sengaja ia melihat botol plastik. Ide memanfaatkan limbah ini pun akhirnya muncul dibenaknya.

“Waktu itu duduk-duduk sama suami dan anak. Saya lihat ada botol, jadi langsung ada ide kalau limbah ini bisa dimanfaatkan untuk kaki boneka supaya bisa berdiri,” jelasnya.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelayanan Pelabuhan di Tarakan Disoroti

Sabtu, 27 April 2024 | 08:55 WIB

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB
X