Wujud Rasa Syukur, Ramaikan dengan Pakaian Adat

- Rabu, 9 Januari 2019 | 14:00 WIB

Seiring perkembangan   zaman,   adat   dan   budaya terkadang kerap tergerus oleh waktu. Namun, berbeda halnya   bagi   masyarakat   di   Desa   Pimping,   Kecamatan Tanjung   Palas   Utara.   Diketahui, secara   rutin   sejak tahun 1987 sampai saat ini tetap menggelar Pesta Adat Meja Panjang. Berikut liputannya.

RACHMAD RHOMADHANI

LAUTAN manusia kala itu tampak jelas terlihat di salah satu   jalur   jalan   pedesaaan   di   Desa   Pimping   saat berlangsungnya Pesta Adat Meja Panjang. Tua muda hingga anak-anak yang masih baru belajar merangkak berjalan ikut meramaikan dan terlibat   dalam   pesta   adat   itu.   Itu yang menambah  suasana   semaraknya   gelaran acara setahun sekali tersebut.

Mereka yang hadir tak sekadar berpenampilan ala kadarnya.  Di  sore   itu  sekira   pukul   16.00   Wita, ratusan masyarakat dari wilayah hulu maupun hilir diDesa   Pimping   dengan   saling   berbaur dan mengenakan pakaian adat kebanggaannya. Itu menjadi  daya  tarik tersendiri   bagi   masyarakat   lain   di   sekitar   desa   itu. Sehingga tak jarang, pada Pesta Adat Meja Panjang itu tak hanya diikuti oleh masyarakat lokal saja. Tetapi juga masyarakat luar juga ikut dalam menyemarakkannya.

Lantas apa sih makna perayaan Pesta Adat Meja Pimping tersebut? Kata Alan Bilung, Kepala Desa Pimping,   tujuan   utama digelarnya   Pesta   Adat   Meja   Panjang   ini   juga   sebagai bentuk  rasa   syukur  masyarakat  terhadap   Tuhan  Yang Maha   Esa.   Sebab,   selama   kurun   waktu   setahun terakhir,   telah   diberi   segala   rezeki   dan   keselamatan hingga tiba di awal tahun ini.“Dalam   pesta   adat   ini,   semua   masyarakat   saling berbaur   tanpa   membedakan   status   pendidikan   dan kedudukan,” ungkap Alan.

Dijelaskannya juga, untuk meja panjang harus  berjajar di sisi kiri dan kanan jalan. Alan menyebutkan, masing-masing memiliki panjang lebih dari 200 meter. Tentunya, hal itu bertujuan untuk menampung semua masyarakat yang hadir agar dapat bersama menikmati makanan yang ada di meja. Mulai dari kacang rebus, jagung,   umbi-umbian   dan   buah-buahan   segar   hasil bumi di desa setempat.

“Makanan ini alami dari hasil kerja keras masyarakat. Tidak   beli   di   warung.   Dan   proses   pelayanan   biasa secara bergantian antara blok hulu dan hilir,” bebernya.

Alan menambahkan juga, tujuan lain Meja Panjang ini adalah   sebagai   sarana   silaturahmi   dan   memberikan nasihat   kepada   generasi   muda.   Apalagi,   zaman semakin   berkembang.   Maka,   dikhawatirkan   ke   depan, warisan tradisi nenek moyang bisa saja punah. Pesta adat ini sudah menjadi tradisi turun-temurun dari nenek moyang sejak 1987 lalu.

“Jadi hal seperti itu yang perlu diantisipasi. Untuk itulah dalam   acara   Meja   Panjang   sekaligus   menyampaikan tradisi leluhur kepada para generasi muda,” katanya.

Alan   mengatakan   kembali,   generasi   muda   memang perlu   dilakukan   pembinaan.   Oleh   karenanya,   saat   ini pihaknya   meminta   kepada   seluruh   masyarakat   yang berjenis   kelamin   laki-laki   agar   memiliki   satu   perisai. Tentunya,   perisai   itu   sebagai   bentuk   pertahanan   dan perlindungan.

“Semua laki-laki harus mempunyai perisai. Ini sebagai bentuk pengenalan terhadap adat istiadat,” tuturnya.

Diketahui,   dalam   Pesta   Adat   Meja   Panjang   ini   juga melaksanakan   doa   agar   selama   setahun   ke   depan dapat   diberikan   keselamatan   dan   kelancaran   dalam segala hal dan dapat bertemu lagi di tradisi serupa di tahun yang  akan   datang.   Masyarakat  yang  hadir  pun berdoa bersama sebelum menikmati jajanan yang ada.“Tradisi ini akan terus kami lakukan hingga anak cucu kami,” jelas Alan.

Tak lupa ia juga mengungapkan rasa syukur   akan kehadiran orang – orang hebat di acara Pesta Adat Meja Panjang itu. Bagi Alan dan seluruh warga Pimping, itu merupakan suatu kehormatan baginya dan masyarakat di Desa Pimping.

“Kami merasa terhormat  akan  kehadiran   Bapak Wakil Bupati dan Kepala Disdikbud Kaltara,’’ katanya.

Dalam perayaan tersebut, memang tampak Wakil   Bupati   (Wabup)   Bulungan, Ingkong   Ala     dan   Kepala   Disdikbud   Kaltara,   Sigit Muryono ikut berbaur dalam kegiatan. Pihaknya juga memberikan  pujian akan konsistennya Desa Pimping yang mempertahankan tradisi. Seperti diungkapkan   Wabup   Bulungan,   Ingkong   Ala. Ia sangat   mengapresiasi   atas   terus dilestarikannya   adat   dan   budaya   di   Desa   Pimping. Menurutnya, tidak mudah dalam menjaga suatu tradisi. Apalagi,   di tengah   kemajuan   zaman   saat   ini   yang banyak   membuat   paradigma   hidup   berubah. Utamanya,   yang   kerap   menyasar   kepada   generasi muda.

Halaman:

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ini Dia Delapan Aksi Konvergensi Tekan Stunting

Kamis, 25 April 2024 | 12:30 WIB

Dewan Negara Malaysia Kagum Perkembangan Krayan

Kamis, 25 April 2024 | 09:30 WIB

Gubernur Kaltara Sebut Arus Mudik-Balik Terkendali

Selasa, 23 April 2024 | 11:15 WIB

PLBN Sei Menggaris Segera Operasional

Sabtu, 20 April 2024 | 15:30 WIB

Pemkab Bulungan Beri Keringanan BPHTB

Sabtu, 20 April 2024 | 11:50 WIB
X