TARAKAN - Semakin overload Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Hake babu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan mengaktifkan lahan kosong pada sisi belakang TPA untuk memindahkan sebagian sampah yang kian menggunung. Hal tersebut diungkapkan Supriono selaku UPT Kepala DLH Kota Tarakan saat dikonfirmasi Radar Tarakan.
Supriono menerangkan, rencana penggunaan lahan kosong tersebut tidak terlepas dari semakin membludaknya sampah yang menggunung hingga pintu gerbang masuk TPA. Sehingga menurutnya kondisi tersebut dalam kategori darurat.
"Karena tumpukannya sudah tidak terkendali, nanti kita gunakan lahan kosong di belakang yang tidak seberapa luas. Diharapkan bisa sedikit membuat TPA ini kelihatan tidak overload," ujarnya kemarin,(1/1).
Meski mengetahui tindakan tersebut melanggar Standar Operasional Prosedur (SOP), namun pihaknya tidak memiliki pilihan lain, mengingat pembangunan TPA Juata Laut belum berlanjut.
"Sebenarnya idealnya TPA tidak boleh di situ ada sampah karena TPA harus punya lahan free. Bisa dikatakan itu bukan lahan aktif lah, tapi karena kondisi darurat jadi kita bermaksud memaksimalkan tempat. Tapi lahan itu masih masuk lahan TPA," ujarnya.
Ia menjelaskan pihaknya sudah membicarakan hal tersebut kepada badan terkait. Sehingga ia menegaskan dalam waktu dekat ini rencana tersebut akan terealisasikan. Selain itu, ia menerangkan jika nantinya DLH akan membuat pintu tepat pada sisi belakang TPA guna memudahkan kendaraan keluar-masuk melakukan pembuangan sampah.
"Karena tidak ada jalan lain kalau tidak melakukan itu. Kami juga sudah melapor kepada asisten perekonomian sudah kami diskusikan. Jadi nanti di dekat timbangan itu jalannya di cor lantainya, terus temboknya kami runtuhkan untuk jalan truk keluar masuk. Jadi nanti sampah bisa langsung ditaruh di situ," tuturnya.
Sementara itu, hal tersebut disambut baik warga sekitar TPA. Karena semakin tingginya tumpukan sampah semakin menimbulkan aroma yang menyengat. Sehingga persebaran aroma tersebut semakin meluas. Hamzah salah satu warga sekirtar TPA menerangkan jika sejak tumpukan sampah meninggi aroma sampah semakin menyengat pernapasan.
"Dulu baunya tidak seberapa walaupun sudah overload, tapi sekarang semakin lama baunya tambah menyengat. Apalagi kalau habis hujan, baunya itu membuat kami mual-mual walaupun kami sudah biasa dengan bau sampah. Jadi kalau ada penambahan lahan sedikit bagus juga. Supaya tumpukannya berkurang kan," pungkasnya.
Walau demikian, ia berharap tahun 2019 ini pemerintah dapat melanjutkan kembali pembangunan TPA Hake Babu agar sampah di Kota Tarakan bisa tertanggani dengan baik. (*/zac/udn)