Tarap atau yang lebih dikenal buah terap, sebenarnya cukup langka. Di Indonesia, konon kulit buah yang berwarna kuning kecokelatan dan memiliki duri lunak ini hanya ditemukan di daerah Borneo alias Kalimantan.
Ketika matang, aromanya khas dan sangat tajam. Rasanya manis, dan enak dimakan begitu saja. Ternyata tak hanya daging buahnya saja yang dilahap. Bijinya pun dapat dimakan setelah direbus maupun di bakar.
Nah, siapa sangka kulitnya pun dapat diolah menjadi makanan. Dengan kata lain, semua bagian buah ini dapat diolah, loh.
Buah tarap yang masih muda, kerap diolah menjadi sayuran atau makanan berat lainnya. Namun, buah yang sudah matang dan daging buahnya benar-benar lembut, dapat diolah menjadi aneka camilan. Seperti puding, minuman segar dan aneka kue.
Owner Inan Yanis, Jerniati (50) mengatakan, daging buah yang berwarna putih pucat dan manis ini nikmat diolah menjadi jus. Jus dari aneka buah memang banyak dan sangat disukai. Terutama dari olahan buah melon, semangka, buah naga, nanas, apel, stroberi dan masih banyak buah-buah lainnya.
Bahkan jus-jus ini pun turut andil dalam daftar menu di kafe dan restoran. Namun satu jus yang masih sangat langka, bahkan hampir tak ditemui di wisata kuliner. Ya, tak hanya buahnya saja yang langka. Olahan buah tarap ini pun masih sangat jarang, khususnya jus tarap.
“Tarap ini hanya ada di Kalimantan. Jadi saya coba kenalkan ke masyarakat Tarakan dulu, kalau tarap bisa dibuat jadi jus juga. Mungkin di tempat lain belum ada,” terang wanita kelahiran Tarakan, 17 Juli 1968.
Sehingga sangat disayangkan jika buah lokal, khususnya di Tarakan ini tak dikembangkan dalam produk kuliner oleh khas Tarakan dan Kalimantan Utara. Apalagi buah ini termasuk buah musiman, yang dalam satu tahun hanya satu kali berbuah. (*/one)
