MENDENGAR sebutan Negara Malaysia, apa yang terlintas dipikiran Anda? Mungkin saja kartunnya atau menara kembarnya? Tak hanya etnis Melayu, peradaban India dan Tiongkok pun berimigran di Negeri Jiran ini.
Gaya kulinernya pun perpaduan dari tiga etnis ini dan beragam. Sebenarnya gaya makanan khas ala Malaysia ini sudah masuk di penjuru dunia, termasuk di Indonesia sendiri.
Sebenarnya beberapa menu makanan Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda. Maklum adanya kesamaan rumpun, kuliner Malaysia pun tidak begitu berbeda dengan masakan nusantara. Misalnya saja masakan karinya. Belakangan ini, roti canai cukup tenar di kalangan masyarakat. Adonan roti yang dapat diolah menjadi aneka roti seperti roti tisu.
Owner Kedai Shabiyyah, Kuswar Yudha mengatakan, pernah bekerja di rumah makan ala Malaysia, ia pun coba memanfaatkan pengalamannya ini. Dalam pembuatan adonan roti atau makanan ala-ala Malaysia ini tidak lah sulit.
Hanya saja butuh kesabaran. Minimal membutuhkan waktu satu jam untuk menghasilkan adonan yang kalis dan elastis. Nah, apa yang harus diperhatikan dalam pembuatan adonan rotinya?
Pria kelahiran Klaten, 7 September 1992 ini melanjutkan takaran garam yang dicampurkan di dalam adonan mempengaruhi hasilnya. “Saya pernah buat adonannya nggak pakai garam, hasil adonannya kaku dan sobek. Jadi takaran garam yang harus diperhatikan,” jelasnya kepada Radar Tarakan.
Untuk memperkaya rasa dari roti ini, ia kreasikan topping-nya. Mulai dari potongan pisang, jagung, keju hingga siraman susu kental manisnya. Makanan ala Malaysia ini pun cocok di lidah warga Tarakan. “Dominan rasa manis karena memang banyak yang suka manis-manis,” tukasnya. (*/one/fly)