MALINAU - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kabupaten Malinau, Padan Impung mengatakan, Desa Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang diklaim banyak kreativitas masyarakatnya yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Seperti potensi kesenian dan budaya di Pulau Sapi, kuliner khas daerahnya dan kondisi alam serta lingkungan desa yang juga sangat indah. Hal ini tentunya akan sangat mendukung desa Pulau Sapi untuk dijadikan sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Malinau bersama dengan tiga desa wisata lainnya, yaitu Setulang (Kecamatan Malinau Selatan Hilir), Long Alango dan Apau Ping (Kecamatan Bahau Hulu).
“Kalau Desa Pulau Sapi nantinya lounching dan ditetapkan jadi desa wisata pada apel Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015, maka Desa Pulau Sapi ini merupakan desa wisata yang keempat di Kabupaten Malinau,” ungkap Padan Impung kepada Radar Tarakan belum lama ini.
Lebih lanjut dikatakan padan Impung, dalam konpsep desa wisata, lebih mengacu pada sapta pesona yang merupakan sebutan bagi tujuh unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di Indonesia. Yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan.
Oleh karena itu, di hari peresmiannya nanti Pemkab Malinau menginginkan nuasa budaya muncul saat perayaan hari sumpah pemuda itu.
“Kami undang desa-desa yang terdekat dalam lounching itu sebagai perkenalan sekaligus untuk promosi awal terhadap pembentukan desa wisata yang keempat di tingkat Kabupaten Malinau ini,” tuturnya.
Padan Impung menambahkan, kualitas daya tarik wisata dipengaruhi oleh daya dukungnya. Dijelaskannya, daya dukung pariwisata ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah jumlah wisatawan, aktivitas wisatawan, intensitas, pengaruh wisatawan, kualitas dan daya pulih secara alami serta tingkat pengelolaan.
Sehingga, untuk mempertahankan keaslian, keutuhan, dan kelestarian daya tarik wisata, pola pengembangan kepariwisataan alam didasarkan pada potensi dasarnya.
Oleh karena itu, sapta pesona juga terus diupayakan untuk bisa menjadi sifat dan unsur pengembangan daya tarik wisata untuk menjadi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sosialisasi dan penyampaian terhadap nilai-nilai tersebut dilakukan pada setiap kesempatan. Dan untuk mengenalkan logo sapta pesona hampir setiap kostum atau seragam yang dibuat pengelola berlogokan sapta pesona.
“Harapan kami, pengembangan dan nilai-nilai sapta pesona dapat terealisasi dengan baik di kawasan desa wisata, khususnya di Desa Pulau Sapi,” harapnya. (ida/yan)