PROKAL.CO,
MALINAU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau memiliki program pembangunan yaitu program Gerakan Desa Membangun (Gerdema), dan dari program Gerdema ada tiga program unggulan, yaitu RT Bersih, Beras Daerah (Rasda) dan Wajib Belajar 16 Tahun.
Untuk menyukseskan program tersebut, Wakil Bupati Malinau Topan Amrullah, S.Pd, M.Si kembali menyampaikan dan mengingatkan warganya terkait tiga program unggulan itu di acara Safari Ramadan Pemkab Malinau di Masjid Al-Khairat, Desa Langap, Kecamatan Malinau Selatan, Sabtu malam (19/5). “Sesuai dengan program pemerintah daerah, program unggulannya itu ada tiga, yang pertama adalah Wajib Belajar 16 Tahun, nah ini saya kira Desa Langap sudah memaksimalkan ini dan kemudian juga pengurus masjid juga sudah membangun sumber daya manusia (SDM)-nya dengan adanya Taman Kanak-kanak (TK)/ Taman Pendidikan Alquran (TPA)-nya dan rencana lagi akan membangun Madrasah Diniyah,” kata Wabup.
Kemudian, lanjutnya, ada program RT Bersih. Dijelaskannya, RT Bersih itu bukan RT yang bersih saja secara fisik, tapi juga bersih secara non fisik. Artinya RT warga masyarakat, bersih dari perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum, baik melanggar hukum positif maupun melanggar hukum syariat Allah bagi yang muslim. "Artinya tidak bermaksiat pada Allah, tidak mencuri, tidak mengonsumsi minuman keras, tidak mengonsumsi dan tidak mengedarkan narkoba dan tidak ada pergaulan bebas. Nah itulah bagian dari RT Bersih,” tegasnya.
Diakuinya, apa yang dilakukan oleh takmir masjid dan jajarannya juga adalah bagian dari membentuk lingkungan RT Bersih, khususnya SDM dan terlebih khusus masyarakat muslim di Desa Langap agar menyukseskan program pemerintah dan virus baiknya ditularkan disebarkan kepada saudara-saudara yang lainnya di Desa Langap sendiri dan Malinau pada umumnya, sehingga Desa Langab dan desa-desa di Kabupaten Malinau menjadi sebuah desa yang RT-nya betul-betul bersih lingkungannya.
Kemudian, lanjut Wabup lagi, program yang ketiga yaitu program Beras Daerah (Rasda), walaupun Desa Langap mungkin lingkungannya banyak orang yang bekerja di perusahaan, namun diantara warga masyarakatnya ada yang berprofesi sebagai petani. Untuk itu, ia meminta agar lahan-lahan yang menganggur bisa digarap untuk mendukung secara pasti kebutuhan masyarakat di Langap, khususnya beras.
Pertanian di Langap, menurutnya sangat potensial, karena bisa dibayangkan apabila tiga perusahaan besar yang ada Langap membeli dan mengonsumsi beras hasil dari petani lokal, maka dampak positifnya cukup besar. “Saya nggak kebayang di sini ada tiga perusahaan ya, kalau tiap perusahaan itu 500 orang saja, maka ada 1500 orang. Kalau sekali makan itu seperempat kilogram misalnya begitu dalam sehari, kalau dikalikan dengan 1500 orang itu sudah luar biasa,” ungkapnya.