TANJUNG SELOR - Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian memuji motif khas batik Kalimantan Utara (Kaltara). Sebab, memiliki motif yang sangat kental dengan budaya daerah, sehingga bisa menjadi nilai tambah.
Perwakilan BBKB, Gamal Bya mengatakan, ciri khas batik Kaltara bisa menjadi daya tarik wisata. Tinggal dikembangkan motifnya untuk lebih bervariasi lagi.
“Batik ini memiliki daya tarik. Itulah mengapa pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai hari batik nasional,’’ ungkapnya kepada Radar Kaltara belum lama ini.
Dengan melihat potensi yang cukup besar di provinsi ke-34 ini, Gamal menilai provinsi termuda di Indonesia ini sudah harus memiliki Kampung Batik. Selain sebagai upaya melestarikan budaya, Kampung Batik juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Ada multi efeknya,” sebut dia.
Jika banyak wisata yang datang, pasti akan membutuhkan makan, tempat tinggal dan lainnya.
”Otomatis mempengaruhi perekonomian masyarakat,” katanya, seraya menyebutkan, sejauh ini di Indonesia sudah terdapat sekira 20 provinsi memiliki Kampung Batik. Untuk itu, pihaknya berharap di Kaltara ke depan bakal menjadi yang berikutnya.
“Apalagi jika sudah memiliki Deskranasda. Itu dapat menjadi salah satu wadah meningkatkan pembinaan kerajinan,’’ tuturnya.
Menurutnya, membentuk Kampung Batik tak sulit. Hanya menyiapkan sumber daya manusia (SDM), setelah itu baru dipikirkan soal pendistribusian bahan baku yang mudah dan promosi
“Dan terpenting, dalam aturan membuat batik ada SNI (Standar Nasional Indonesia). Sehingga dapat terlihat keabsahan batiknya,’’ pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Ketahanan Sosial, Budaya dan Masyarakat DPMD Kaltara Ermiati Baiduri mengatakan, sebelum membentuk Kampung Batik pihaknya melatih melatih 30 kader pemberdayaan masyarakat yang juga pelaku usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) di Kabupaten Bulungan.
Apalagi diakuinya, Kaltara sebagai provinsi termuda di Indonesia, sehingga diperlukan wadah promosi.
“Melalui kampung batik inilah bisa menjadi wadah promosi. Dan ini juga sesuai arahan dari Ibu Hj. Rita Ratina Irianto,’’ ungkapnya.
Karena itu, sambung dia, DPMD fokus membentuk kader sebagai sumber daya manusianya.
“Nanti dari 30 peserta ini ada wacana di antara mereka dipilih untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Jogjakarta,’’ ujarnya.
Lanjut dikatakan, meski belum bisa memastikan waktu pembentukan dan daerah Kampung Batik, Ermiati berharap setiap kabupaten/kota di Kaltara memiliki Kampung Batik.
“Kampung batik ini penting, selain sebagai promosi juga meningkatkan kecintaan terhadap budaya lokal serta dapat menambah penghasilan keluarga,” bebernya.(omg/ana)