TANJUNG SELOR – Pemprov Kalimantan Utara melalui organisasi perangkat daerah (OPD) gencar melakukan pelatihan membatik bagi masyakat di provinsi ke 34 di Indonesia.Seperti yang digelar Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Kaltara di gedung pertemuan DPMD Bulungan yang sudah berlangsung tiga hari kemarin.
Kepala Bidang Ketahanan Sosial, Budaya dan Masyarakat DPMD Kaltara Ermiati Baiduri mengatakan, kegiatan yang diikuti sekira 30 kader pemberdayaan masyarakat yang juga pelaku Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) di Kabupaten Bulungan ini merupakan salah satu upaya dalam rangka mewujudkan Kampung Batik di Bumi Benuanta.
Apalagi menurutnya, Kaltara sebagai provinsi termuda di Indonesia, sehingga diperlukanwadah promosi.
“Melalui kampung batik inilah bisa menjadi wadah promosi. Dan ini juga sesuai arahan dari Ibu Hj. Rita Ratina Irianto,’’ ungkapnya kepada Radar Kaltara kala ditemui di sela pelatihan membatik, Rabu (14/11).
Karena itu, sambung dia, DPMD fokus membentuk kader sebagai sumber daya manusianya.
“Nanti dari 30 peserta ini ada wacana di antara mereka dipilih untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Jogjakarta,’’ ujarnya.
Lanjut dikatakan, meski belum bisa memastikan waktu pembentukan dan daerah Kampung Batik, Ermiati berharap setiap kabupaten/kota di Kaltara memiliki Kampung Batik.
“Kampung batik ini penting, selain sebagai promosi juga meningkatkan kecintaan terhadap budaya lokal serta dapat menambah penghasilan keluarga,” bebernya.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia Iwan Kurniawan menambahkan dengan dilatihnya 30 kader ini diharapkan keterampilan yang sudah dimiliki meningkat dari sebelumnya, sehingga dapat melestarikan potensi lokal yang ada dalam hal ini.
Pria yang juga Kepala Seksi Pelayanan Sosial Dasar ini mengatakan, dengan bertambahnya keterampilan kader bisa mendorong tingkat kesejahteraan keluarga dan kemajuan daerah. Apalagi didukungan dengan adanya dana desa yang bersumber dari APBN.
“Di BUMDes juga bisa. Mudahan mereka terus berkreasi,’’ ucapnya.
Sementara, Sopia (39) salah seorang kader yang mengikuti pelatihan mengatakan, untuk membantik dengan baik dan benar sangat sulit. Namun hal tersebut menjadi tantangan baginya untuk bisa.
“Yang sulit mendalami desainnya,’’ aku dia.
Martina (53) kader lainnya merasa senang mengikuti pelatihan. “Apalagi saya sebagai ibu rumah tangga. Dengan pandai membatik, ada pendapatan sampingan,’’ katanya.(omg/ana)