TARAKAN – Pasca turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 5 Januari 2016 lalu, ternyata tak berpengaruh terhadap turunnya harga bensin eceran yang biasa ditemui di pinggir jalan.
Oleh penjual bensin botolan atau bentol, memang membenarkan adanya penurunan harga yang dibeli dari Sentra Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Namun, diakui Bu Dika, salah seorang penjual bentol yang ada di bilangan Kelurahan Kampung Enam mengakui tidak ikut menurunkan harga.
“ Sebab kalau saya kasih turun, teman-teman penjual bentol yang lain nanti protes. Jadi sepakat gak turun. Lagipula untungnya kecil cuma beda berapa ratus rupiah,” ungkap Bu Dika kepada Radar Tarakan, Sabtu (9/1)
Ia mengaku, sebelum harga BBM turun, bensin yang dibeli dihargai Rp 7.300 per liternya dari SPBU. Setelah turun, dihargai Rp 6.950 per liter. Satu botol biasanya dihargai Rp 10 ribu. Anehnya sebelum dan sesudah diberlakukan, harga satu botol eceran tetap sama, yaitu Rp 10 ribu.
“ Karena isinya satu botol ini 1 liter lebih. Harganya tetap sama. Karena kami juga ambil dapat potongan dari SPBU. Dan juga dulu pernah turun, harganya tetap tidak ikut diturunkan,” ungkap perempuan yang mengaku beralamat di Kelurahan Kampung Enam ini.
Saat ditanya kembali potongan yang dimaksud, ia tidak ingin berkomentar banyak. Berita selengkapnya baca Radar Tarakan Edisi 10 Januari 2016.(zia)