TARAKAN – Setelah gempa bumi tektonik berkekuatan 6,1 Skala Richter (SR) yang mengguncang Kalimantan Utara pada Senin, 21 Desember 2015, gempa susulan masih sering terjadi hingga terakhir terasa pada dini hari kemarin (8/1), tepat pukul 01.27 Wita.
Hingga saat ini, Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tarakan Nanang Buchori melalui Prakirawan BMKG Tarakan William Sinaga mengatakan, sudah terjadi 27 kali gempa susulan dengan kekuatan bervariasi, terhitung sejak gempa 6,1 SR itu. “Getaran gempa yang terendah terendah 2 SR,” ujar William kepada Radar Tarakan, Jumat (8/1).
Gempa terakhir ini berkekuatan 4,2 SR, dengan pusat gempa di lokasi yang sama saat gempa pertama berkekuatan 6,1 SR, yakni di wilayah Kecamatan Tana Lia (Tanah Merah), Kabupaten Tana Tidung. “Terjadi di 3,61 Lintang Utara, dan 117.71 Bujur Timur. Jika lihat di peta terjadi di sekitar wilayah Kecamatan Tanah Lia dengan kedalaman 10 Kilometer,” kata William.
Mengenai soal fenomena gempa bumi, apakah masih akan terjadi lagi, dikatakan William tidak dapat diprediksi. “BMKG hanya memberi data gempa sesuai getaran yang terdeteksi. Lalu sampai kapan gempa terjadi, itu tidak bisa diperkirakan,” jelasnya.
Dari rilis BMKG Pusat, penyebab terjadinya gempa kemarin karena kerak dangkal intraplate akibat sesar aktif. Sehingga sangat relevan dari hasil analisis makanisme sumber gempa bumi merupakan patahan mendatar (strike-slip fault). “Dengan mempertimbangkan kondisi tektonik lokal, karakter kegempaan, sejarah gempa bumi setempat, serta tren maknitudo gempa bumi susulan, maka diyakini sangat kecil terjadinya potensi gempa bumi dengan kekuatan yang lebih besar,” jelas William.
Dengan analisis tersebut, ujar William, tidak terdapat potensi terjadinya tsunami. “Untuk itu masyarakat pesisir Kalimantan Utara diimbau untuk tetap tenang dan tidak memercayai isu dari sumber tidak bertanggung jawab,” kata William. (*/udn/ash)