TARAKAN – Musibah kecelakaan terbaliknya speedboat Rejeki Baru Kharisma pada Selasa (25/7) menambah torehan catatan negatif di bidang transportasi publik, khususnya transportasi laut di Kalimantan Utara (Kaltara).
Kejadian yang merenggut 10 nyawa penumpang (laporan sementara) ini sudah tentu harus menjadi perhatian khusus para pemangku kepentingan. Dengan begitu, cacatan negatif ini diharapkan menjadi catatan kelam terakhir dalam bidang transportasi di Kaltara.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kaltara, Taupan Madjid yang dikonfirmasi Radar Tarakan membantah jika jumlah penumpang di speedboat tersebut melebihi kapasitas. “Secara teknis jumlah penumpang yang ada pada speedboat tersebut tidak menyalahi aturan, tidak ada masalah dan tidak melebihi kapasitas,” tuturnya.
Dishub Kaltara, belum mengetahui penyebab utama terbaliknya speedboat tersebut. Namun Taupan telah menurunkan 1 tim ke Kota Tarakan untuk bergabung dan melaksanakan pertemuan dengan pihak terkait seperti Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan untuk melakukan proses investigasi. Saat ini tahapan investigasi sedang dilakukan dengan misi utama mencari tahu penyebab utama terbaliknya speedboat tersebut.
“Apakah human error, apakah karena gelombang atau apakah salah banting stir (kemudi). Besok (hari ini) rencananya saya ke Tarakan,” tuturnya.
Kedisiplinan pada penggunaan pelampung merupakan hal yang sangat penting. Pihaknya berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar kepatuhan dalam bidang transportasi laut dapat terlaksana dengan baik. Tentu nanti ada standar-standar yang diberlakukan, khususnya dalam bidang transportasi laut di Kalimantan Utara.
“Termasuk motorisnya, kelihaiannya (membawa speedboat) harus diaktualisasi,” tuturnya.
Mengenai sanksi apa yang akan diberikan kepada pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas kejadian ini, ia mengatakan sanksi harus sesuai dengan aturan yang ada. “Sanksi terhadap semua kelalaian ada aturannya,” ujarnya.
Dishub Kaltara akan menertibkan kembali kekurangan-kekurangan yang ada pada bidang transportasi laut di Kaltara. Itu dilakukan dengan harapan dapat mengurangi dan meminimalisir kemungkinan terjadi kecelakaan.
Terkait dengan informasi yang mengatakan bahwa ada penumpang berada di atas speedboat dia belum mendapatkan informasinya. “Saya kan naik (speedboat) regular juga. Bagaimana ketidaknyamanan itu saya juga rasakan. Masih ada hal-hal yang belum terbenahi semuanya,” tuturnya.
Dishub Kaltara saat ini sedang melakukan perbaikan pada Pelabuhan Tengkayu I Tarakan. Hal itu adalah salah satu upaya untuk memberikan keamanan dan kenyamanan khususnya bagi penumpang.
“Mudah-mudahan dengan kejadian ini ada hikmahnya yang dapat diambil,” tuturnya.
Malam tadi, Radar Tarakan menerima siaran pers dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, A. Tonny Budiono. Dalam rilisnya, Kemenhub menyebutkan 42 penumpang speedboat Rejeki Baru Kharisma berhasil dievakuasi.
Data yang mereka miliki, SB Rejeki Baru Kharisma mengangkut 52 orang penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Tarakan menuju Pelabuhan Tanjung Selor, Kalimantan Utara.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, A.Tonny Budiono membenarkan terjadinya kecelakaan speedboat berkapasitas 55 orang penumpang tersebut. "Saya menyesalkan terjadinya kecelakaan speed boat SB. Rejeki Baru Kharisma dan tim evakuasi sudah diterjunkan untuk menolong para penumpang speedboat tersebut," ujar Tonny.
Menurut laporan yang diterima Tonny, disebutkan tiba-tiba speedboat mengalami musibah kecelakaan terbalik di perairan Tarakan. "Speedboat mengalami kecelakaan terbalik di perairan Tarakan setelah 10 menit meninggalkan pelabuhan SDF," ujar Tonny.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan menerima laporan kecelakaan tersebut dan langsung mengirimkan tim evakuasi ke lokasi kejadian yang tidak jauh dari pelabuhan. "Tim evakuasi terdiri dari speedboat Sea Rider - TNI AL, Polair Polres Tarakan, KPLP Tarakan, Kapal AL. 07, Kapal AL. Sebatik, kapal Speed 40 Mamburungan, Basarnas dan kapal Speedboat 200 serta 40 milik masyarakat sekitar," ujar Tonny.
Selanjutnya, pada pukul 10.55 wita, speedboat SB. Rejeki Baru Kharisma berhasil dikandaskan oleh tim gabungan dan speedboat masyarakat sekitar serta langsung melakukan pencarian terhadap penumpang yang masih berada di dalam speedboat.
Proses evakuasi terus dilakukan dan pada pukul 11.25 WITA speedboat dapat ditarik oleh Kapal Tug Boat Buma Berlian untuk mempermudah pencarian korban penumpang speed boat.
Data sementara, 10 orang meninggal dunia terdiri dari Laki-laki sebanyak 4 orang, perempuan sebanyak 5 orang dan 1 orang anak-anak. Adapun 42 penumpang selamat dibawa ke RSUD Tarakan untuk mendapatkan pertolongan dari medis.
Dalam peristiwa ini, Dirjen Tonny menegaskan agar pentingnya sinergi regulator, operator dan pengguna jasa dalam mewujudkan keselamatan pelayaran.
"Kami minta dukungan dari operator dalam hal ini pemilik kapal dan Nakhoda untuk juga mengutamakan keselamatan pelayaran agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang," kata Tonny.
Adapun terkait penyebab kecelakaan terbaliknya speedboat Rejeki Baru Kharisma, Dirjen Tonny menyerahkan sepenuhnya kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Sementara itu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tarakan menampik adanya kelebihan muatan pada speedboat Rejeki Baru Kharisma yang kemarin akan menuju Tanjung Selor .
Komandan Patroli KSOP Tarakan, Syaharuddin mengatakan, speedboat berangkat dari Tarakan pukul 10.45 Wita. Setelah itu, jarak yang ditempuh setelah berangkat dari dermaga kurang lebih sekitar 100 meter. Menurut keterangan dari nakhoda, dia tidak mengetahui penyebab pasti terbaliknya speedboat.
Tiba-tiba speedboat miring ke kiri dan akhirnya nahkoda membanting kemudi kapal ke arah kanan dan akhirnya kapal terbali tidak bisa dihindari. “Kecepatan speedboat pada waktu itu masih pelan. Nakhodanya juga tidak tahu berapa kecepatannya. Awalnya sang nakhoda juga ingin menyeimbangkan kapal ke arah kanan, tapi tidak bisa,” ungkapnya saat ditemui Radar Tarakan, Selasa (25/7).
Lebih lanjut, kata dia, nakhoda yang bernama Aris Rudianto yang sudah malang melintang selama 32 tahun ini mengemudi speedboat, baru kali pertama mengalami kecelakaan kapal. KSOP Tarakan menampik, bahwa over kapasitas diduga penyebab terbaliknya speedboat.
Dari kapasitas angkut speedboat Rejeki Baru Karisma sebanyak 55 penumpang. Sedangkan penumpang yang diangkut kemarin, sebanyak 52 penumpang, terdiri dari 48 dewasa dan 4 anak-anak.
“Kalau kepenuhan (over kapasitas), banyak juga penumpang yang sering naik di atas kapal. Saya sudah sering marahin di pelabuhan, jangan ada penumpang di atas kecuali awak kapal. Saya sudah sampaikan, namun di luar pantauan kami, penumpang naik ke atas. Mungkin yang naik ke atas kapal itu awak kapal yang dikira penumpang. Tapi saya tidak tahu persis. Dari keterangan nakhoda, barang hanya berupa tas penumpang,” jelas Syaharuddin.
Setelah kejadian ini sang nakhoda langsung diperiksa selama 3 jam. Dalam pemeriksaan tersebut berkaitan dengan kronologis kecelakaan laut yang terjadi. Untuk memastikan penyebab terbaliknya. Setelah memberikan keterangan, sang nakhoda Aris Rusdianto dibawa ke Polres Tarakan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, terkait unsur kelalaian sebagai nakhoda.
“Kami hanya fokus pada kecelakaan kapalnya dulu. Tapi, ketika dalam hal pemeriksaan kecelakaan kapal ternyata ada unsur pidana, maka kami tingkatkan ke proses penyidikan. Dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) menjadi Berita Acara Pemeriksaan (BAP),” urainya.
Sesaat sebelum keberangkatan, kata Syaharuddin, tim KSOP Tarakan sudah melakukan pemeriksaan kelayakan kapal. Terlepas, dari penumpang yang tidak menggunakan life jacket juga sudah dilakukan pengecekan sebelumnya.
Namun, pada saat berangkat, petugas KSOP kemungkinan mengecek speedboat lain lagi. Setelah dilakukan pengecekan, speedboat Rejeki Baru Karisma ini juga masih memiliki kondisi sertifikat masih berlaku sampai Desember 2017.
“Sudah dilakukan pemeriksaan karena ada petugas kami di sana (pelabuhan). Karena kan kapal yang berangat bukan hanya 1 atau 2. Kondisi kapal juga masih layak berlayar,” tegas Syaharuddin.
Namun, dia berharap pada masyarakat agar tetap memakai life jacket. Ketika speedboat hendak terbalik, posisi life jacket akan terapung. Pihaknya juga menampik, bahwa life jacket tidak tersedia di dalam speedboat. “Silakan kalau mau pakai (life jacket), sebaiknya dipegang saja. kalau diluar baru dipakai,” terangnya.
Dalam pemeriksaan, KSOP Tarakan baru meminta keterangan pada nakhoda kapal. Selanjutnya akan melakukan pemeriksaan terhadap 2 anak buah kapal (ABK). “Untuk evakuasi, sudah dihentikan. Yang pasti saya dapat informasi dan tim kami sudah mengumpulkan data tersebut. ya mudah-mudahan semua korban selamat,” pungkasnya.
SEMUA KORBAN DIBERIKAN SANTUNAN
Sementara itu, Kepala Cabang Jasa Raharja Kaltim-Kaltara, Huntal Parulian Simanjutak menjelaskan, jaminan asuransi kecelakaan speedboat akan diberikan sebesar Rp 20 juta untuk korban yang selamat atau luka-luka dan akan untuk korban meninggal dunia akan diberikan senilai Rp 50 juta.
"Data ada, maka langsung kami bayar. Kami masih mengumpulkan data penumpang dan kami akan melakukan transfer ke ahli waris korban dan tidak melakukan dengan pemberian tunai. Kalau bisa besok (hari ini) akan diberikan apabila data sudah terkumpul," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan pendataan di Kabupaten Berau dan Tanjung Selor dan juga mendata ahli waris dan semua penumpang. Namun, jika ada ahli waris yang tidak mempunyai rekening bank, maka pihaknyalah yang akan mengurus.
“Kami akan berikan hak-haknya secepatnya. Jangan sampai warga Tarakan tidak terpenuhi. Intinya, Jasa Raharja menjamin semua penumpang,” singkatnya. (*/jhn/*/sep/nri/ddq)