PROKAL.CO, TANJUNG SELOR – Selain berencana membeli pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) berjenis N219, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) juga akan mendapatkan satu pesawat hibah dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Jika sesuai rencana, Pemprov Kaltara akan membeli dua pesawat dengan jenis yang sama. Tapi karena ada tambahan satu pesawat dari Presiden, maka total pesawat milik Pemprov Kaltara akan berjumlah tiga pesawat saat terealisasi semua. “Tapi ketiga pesawat itu masih menunggu dari pihak PT DI,” kata Andi Nasuha, Kepala Bidang Perhubungan Udara dan Perkeretaapian kepada Radar Kaltara kala ditemui di ruang kerjanya, Jumat (30/11).
Karena dari PT DI harus terlebih dahulu memenuhi sertifikasi izin jam terbang agar pesawat dapat diproduksi. “Sejauh ini memang belum ada kebijakan apakah pembelian akan dilanjutkan atau tidak,” ujarnya.
Meski begitu, Pemprov Kaltara tidak bisa juga menunggu terlalu lama. Karena kebutuhan pesawat dinilai mendesak untuk masyarakat Kaltara yang masih sulit diakses. Selain itu, masyarakat juga tidak akan mungkin terus bergantung kepada subsidi ongkos angkut (SOA).
“SOA ini juga kerap terjadi beberapa permasalahan, misalnya saja pesawat yang digunakan itu rusak, otomatis tidak akan bisa mengangkut penumpang, kalau kita sudah punya pesawat sendiri kan lebih enak,” kata Andi.
Menyoal operator penerbangan, pihaknya akan menggunakan operator yang sudah ada saat ini. Sebab jika membuat operator lagi tentu akan membutuhkan waktunya yang lama. “Belum lama ini kita ada penjajakan kerja sama dengan pihak PT Penerbangan Angkasa Semesta (PT PAS), tapi belum ada teken kontrak,” jelasnya.
Apalagi sejauh ini PT DI belum ada persiapan. Sesuai janji dari pihak PT DI pada Desember nanti. Tapi sudah mendekati Desember belum juga ada tanda-tanda kelaikan. “Nanti kalau dua pesawat itu sudah memenuhi kelaikan, pesawat dari Presiden juga akan bersamaan diserahkan,” bebernya.
Andi menjelaskan, berdasarakan informasi dari PT DI, pesawat yang menelan anggaran Rp 80 miliar itu dapat dimodifikasi menjadi tiga fungsi. Di antaranya, untuk penumpang, barang dan evakuasi ketika ada masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan. Khususnya masyarakat yang ada di wilayah perbatasan.
“Jadi, pesawat ini saya rasa sangat cocok untuk geografis di wilayah Kaltara. Pesawat N-219 juga mampu mendarat di landasan pacu (runway) darurat atau air strip dan non perintis maupun nonkomersial yang ada di Kaltara. Seperti, Long Alango, Long Pujungan, Data Dian, Makulit, Long Nawang, Sungai Barang, Mahak Baru, Long Sule, Tau Lumbis dan Pa’ Upan,” pungkasnya. (*/jai/eza)