PROKAL.CO, KEMANDIRIAN seorang wanita tak dapat dilepaskan dari perannya sebagai ibu rumah tangga. Namun dengan kemajuan zaman, wanita dianggap makhluk sosial yang juga ikut berkontribusi sebagai peran untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Hal ini juga telah dilakukan ibu beranak tiga, Ade Darmini. Berkeinginan untuk membantu ekonomi keluarganya, wanita ini bekerja sebagai pemulung lebih dari 23 tahun lamanya. Menurutnya, hal tersebut bukanlah suatu masalah. “Suami saya hanya bekerja sebagai buruh sampah. Mau tidak mau, saya juga harus ikut bekerja supaya tercukupi untuk makan dan pendidikan anak-anak,” bebernya kepada Radar Tarakan.
Pendidikan haruslah diutamakan, hal ini diterapkannya untuk anak-anaknya. Ia menceritakan, bahwa sedari dulu memfokuskan anak-anaknya untuk bersekolah dengan baik hingga lulus minimal tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat.
“Saya menjunjung tinggi pendidikan agar anak-anak saya berhasil, jangan sampai seperti kedua orang tua mereka,” ungkapnya.
Setiap harinya, Ade bangun subuh dan salat. Setelah itu menyiapkan sarapan untuk keluarganya lalu tepat pukul 07.00 Wita sudah berada di tempat pemrosesan akhir (TPA) bilangan Hake Babu, RT 01, Kelurahan Karang Harapan.
Hingga siang hari, ia akan pulang beristirahat sejenak dan akan kembali pada pukul 14.00 Wita dan melanjutkan pekerjaannya hingga menjelang sore.
“Semua ini saya lakukan untuk anak-anak agar dapat hidup lebih baik lagi. Pendapatan dari pemulung tahun 1994 bersusah payah dari awal, kalau hanya mengharapkan dari suami yah harus disyukuri. Ibu mati-matian bantu bapak mulung hampir setiap hari,” paparnya.
Ade tegas terhadap pendidikan anak-anaknya. Misalnya dengan tidak menyuruh mereka untuk ikut memulung dan fokus belajar serta mengaji saja di rumah. “Saya takut mereka mendapatkan duit sejak usia dini hingga kebablasan dan tak mau sekolah lagi karena keenakan, jadi saya hindari itu,” ucapnya.
Berkat tekad tersebut, ketiga anaknya lulus dari SMA dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Anak pertama bekerja sebagai guru, anak kedua bekerja di perusahaan swasta dan anak terakhir lulus menjadi anggota Polri. “Alhamdulillah, saya seperti mimpi melihat anak-anak saya sukses. Saya bangga terhadap mereka, niat untuk belajar dan menggapai cita-cita sangat tinggi,” ujarnya.
“Tak ada yang tak mungkin selama kita mau berusaha. Saya juga bekerja sebagai pemulung, anak-anak saya tidak malu dan mereka selalu membantu ekonomi saya dan suami hingga saat ini,” tambahnya sembari meneteskan air mata. (ays/lim)